Warga Tewas, Walhi: Tambang di Bolmong Memang Meresahkan

Meminta aktivitas tambang PT BDL segera dihentikan

Warga Tewas, Walhi: Tambang di Bolmong Memang Meresahkan
Rekaman video keributan warga dan aparat keamanan saat kegiatan pematokan area tambang PT Bulawan Daya Lestari di Desa Toruakat, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulut. (Tangkapan layar/Instagram/bmr24jam)






KABAR.NEWS, Makassar - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Utara (Sulut) menyebut aktivitas tambang emas PT Bulawan Daya Lestari (BDL) di Desa Toruakat, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow atau Bolmong, sudah lama ditolak oleh warga sekitar hingga terjadi insiden penembakan yang menewaskan satu orang pada Senin (27/9/2021).


Direktur Eksekutif Walhi Sulut, Theo Runtuwene menjelaskan, warga sudah menolak aktivitas PT DBL saat perusahaan ini masih berstatus penambang ilegal. Penolakan warga karena kegiatan ekstraktif ini merusak lingkungan.


"Kasus - kasus pertambangan yang ada di Bolmong itu sudah menjadi keresahan di masyarakat. Pertama jelas karena ilegal serta dampak lingkungan. Limbah tambang ilegal itu tidak terkontrol dengan baik dan dibuang ke sungai," ujar Theo Runtuwene pada konferensi pers daring, Kamis (30/9/2021).


Menurut Theo, aktivitas tambang ilegal maupun yang memiliki izin di wilayah Bolmong Raya termasuk di Kabupaten Minahasa Tenggara, memang memicu banyak masalah lingkungan hingga penyerobotan lahan perkebunan warga. Salah satu bukti adalah tewasnya sembilan orang di lubang tambang pada 2019. 


Selain itu, Theo menyebut, pada awal 2020 PT BDL juga menjadi perhatian aparat kepolisian saat Kapolda Sulut masih dijabat Irjen Pol Royke Lumowa. Hal itu karena izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP-OP) dan izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) perusahaan tersebut sudah tidak berlaku sejak 2019.


"Kemudian Lumowa mentersangkakan beberapa bos-bos tambang ilegal di sana. Di tahun 2019, perusahaan yang saat ini menjadi masalah di Dumoga itu, sudah mendapat perhatian yang serius dari aparat kepolisian saat zaman Lumowa," kata Theo.


"Perusaahaan ini bukannya malah melakukan penyotopan ekspansi meski korban sudah berjatuhan, mereka justru masuk ke perkebunan warga," tambah Theo.


Oleh karena itu, Walhi Sulut bersama Walhi Regional Sulawesi mendesak polisi untuk menangkap pelaku penembakan dan penganiayaan yang mengakibatkan satu orang tewas serta empat warga penolak tambang di Dumoga mengalami luka-luka.


"Kami juga meminta aparat kepolisian menghentikan aktivitas PT Bulawan Daya Lestari karena jelas, aktivitas mereka sangat meresahkan masyarakat di Desa Toruakat, Dumoga Timur," tandas Theo.


Sementara, Direktur Utama PT BDL Denny Ramon Karwur juga meminta polisi menangkap pelaku penembakan yang menewaskan warga saat pemasangan patok perusahaan.


“Kami sangat mendukung langkah aparat kepolisian untuk dapat mengusut tuntas siapa aktor dibalik insiden sehingga timbul pertikaian tersebut, ini harus diusut tuntas,” ujar Karwur dikutip dari media setempat.