UIN Alauddin dan PLN Kolaborasi Lestarikan Sarung Khas Kajang
* Juga hadirkan kelas Bahasa Inggris

KABAR.NEWS, Bulukumba - Pelestarian Sarung khas adat Kajang atau Tope' Le'leng. di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) terus dilakukan berbagai pihak.
Teranyar, akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin dan PT PLN Wilayah Sulserabar berkolaborasi mengembangkan Tope' Le'leng menjadi produk unggulan hingga dapat dipasarkan secara luas.
UIN Alauddin sebagai tim pendamping pengembangan Tope' Le'leng, telah menghadirkan perwakilan PLN di Desa Kajang, Kecamatan Tana Toa, untuk meninjau sekaligus mengevaluasi program pengembangan tersebut pada Selasa (3/10/2023) kemarin.
Perwakilan PLN yang hadir pada acara tersebut antara lain, Senoir Officer Komunikasi dan TJSL PLN Sulselrabar Muh. Yamin dan Mansyur Yunus, Manajer PLN Bulukumba Danang Setiawan dan Assitant Manajer Keuangan dan Umum UP3 PLN Bulukumba, Avif.
Mereka melihat langsung proses pembuatan dan pengembangan sarung khas Kajang yang beberapa bulan terakhir mendapat pendampingan dari dosen UIN Alauddin di antaranya Dr. Fatmawati, Nildawati, Syamsul alam dan Ibnu Hadjar.
Assitant Manager Keuangan dan Umum UP3 PLN Bulukumba, Avif mengatakan, program ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat Desa Kajang.
"Termasuk menggali potensi wisata adat yang perlu dijaga kelestariannya guna menarik perhatian pengunjung atau wisatawan baik lokal maupun mancanegara," kata Avif dalam keterangan tertulis, Rabu (4/10/2023).
Avif menjelaskan, kehadiran PLN untuk berpartisipasi mengembangkan potensi daerah termasuk wisata adat yang unik. Kajang dipilih dalam program PLN Peduli karena memiliki khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
"Kolaborasi PLN Peduli dan tim pendamping Dosen UIN Alauddin Makassar, kepala Desa dan BUMDES Kajang memberi manfaat bagi kita semua bagi banyak masyarakat adat, dan utamanya khas sarung tope le'leng passapu hutan adat agar selalu terjaga kelestariannya", jelasnya.
Selain itu kehadiran tim pendamping dari UIN Alauddin diharapkan dapat mengangkat dan memperkenalkan Tope' le'leng, baik melalui sosial media, mengulas proses pembuatannya yang dianggap butuh waktu dan ketengangan dalam menenun sarung kajang.
Tim pendamping juga menghadirkan kelas Bahasa Inggris untuk warga. Hal ini diharap dapat menjadi pemandu wisata bagi wisatawan mancanegara berkunjung nantinya.