Survei Manulife: Pandemi Pengaruhi Minat Publik Tambah Asuransi
Responden di Asia

KABAR.NEWS, Jakarta - Setahun sejak wabah Covid-19 dimulai, masyarakat Indonesia kini semakin aktif dalam mengelola kesehatan diri dan keuangannya, termasuk dalam mendapatkan perlindungan asuransi dan merencanakan masa pensiun sebagai bagian dari persiapan menghadapi dampak jangka panjang pandemi.
Hasil terkini dari “Manulife Asia Care Survey” menyoroti isu-isu utama bagi nasabah serta prioritas dan aspirasi hidup mereka. Survei ini menjaring sekitar 4.000 responden di seluruh Asia yang sudah memiliki polis asuransi atau berencana membeli polis dalam enam bulan ke depan.
Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia Ryan Charland mengatakan, di antara seluruh responden, terdapat 519 responden dari Indonesia yang memiliki minat terhadap perlindungan kesehatan oleh karena itu Manulife memberikan beberapa solusi.
“Di Indonesia, kami melihat minat yang tinggi terhadap perlindungan kesehatan danperencanaan pensiun selama pandemi. Maka dari itu Manulife menyediakan rangkaian solusi komprehensif meliputi MiUltimate Health Care untuk perlindungan kesehatan, MISSION dan MISSION Syariah untuk perlindungan kesehatan, jiwa maupun investasi," ujarnya melalui rilis yang diterima KABAR.NEWS, Rabu (24/2/2021)
Di tingkat kawasan, hampir semua (95 persen) responden yang mencemaskan dampak Covid-19 telah melakukan langkah proaktif untuk meningkatkan kualitas kesehatannya, utamanya dengan berolah raga secara teratur (58 persen) dan memperbaiki pola makan (54 persen).
Di Indonesia, hampir semua responden (98 persen) menyatakan mereka telah mengambil langkah untuk mengelola kesehatan dan keuangan di tengah situasi Covid, dengan tiga perempat responden (74 persen) menyebutkan langkah-langkah itu meliputi berolah raga teratur dan 70 persen memperbaiki pola makan.
Dari seluruh responden Indonesia di dalam survei ini, 43 persen menyatakan telah berinisiatif mencari informasi seputar produk dan layanan asuransi dalam rangka merespons pandemi, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan responden dari negara-negara lain (rata-rata 32 persen).
Terlepas dari pandangan setiap orang terhadap Covid-19, hampir semua responden di Asia (92 persen) memantau kondisi kesehatan dan kebugarannya sementara di Indonesia bekisar 97 persen dari responden memantau sendiri kesehatannya.
Selain itu, dua dari lima orang responden (41 persen) di Indonesia memantau jumlah langkah yang dicapai. Separuh responden Indonesia (51 persen) juga menyatakan mereka menggunakan alat pantau kesehatan, dibandingkan dengan rata-rata kawasan sebesar 46 persen.
Perencanaan masa pensiun dirasa kian penting sebanyak 88 persen responden Indonesia menyatakan, sejak Covid-19 terjadi, perencanaan masa pensiun kini dipandang semakin penting.
Minat ini juga mencerminkan ketertarikan mereka terhadap perencanaan keuangan sebagai jalan menuju kemapanan finansial di tengah situasi yang tidak menentu.
Di Indonesia, hampir tiga perempat (72 persen) responden menyatakan ingin membeli polis baru dalam enam bulan ke depan—sedikit lebih tinggi dari rata-rata kawasan (71 persen).
Perlindungan dari penyakit kritis, perlindungan kesehatan secara umum, dan asuransi untuk pendidikan anak adalah beberapa hal yang diutamakan dalam rencana investasi nasabah.
Hampir tiga dari lima responden Indonesia (58 persen) menyatakan merasa lebih nyaman mengelola polis menggunakan sarana digital seperti aplikasi ponsel, termasuk untukmengajukan klaim dan memproses pembayaran, dibandingkan dengan rata-rata kawasan (52 persen).
Survei ini juga mengungkap bahwa 58 persen responden pernah berkonsultasi dengan tenaga pemasar tentang pembelian polis, persentase yang cukup tinggi mengingat tren digital yang tumbuh pesat di Indonesia.
“Preferensi nasabah terhadap layanan digital dan pendampingan oleh tenaga pemasar yang cukup seimbang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menyukai kenyamanan dari perangkat digital, tetapi juga mementingkan interaksi manusia,” tambah Ryan.
"Dalam distribusi produk, pendekatan yang kami ambil adalah omnichannel, yaitu pendekatan yang memaksimalkan layanan digital dan kemampuan tenaga manusia yang unggul dalam hal berempati, membangun rasa percaya, dan memahami kebutuhan para nasabah secara menyeluruh", tutup Ryan
Penulis: Irvan Abdullah/C