Suka Duka Tenaga Surveilans di Bantaeng, Diusir Hingga Dikejar Parang
penolakan warga itu dianggap menjadi suatu bagian dari tantangan yang harus dia hadapi

KABAR.NEWS, Bantaeng - Tak banyak orang menyadari jika tenaga kesehatan sebagai garda terdepan menghadapi pasien Covid-19 juga harus mengumul mengatasi sendiri ketakutan mereka terhadap virus mematikan itu.
Tanggung jawab moral dan sumpah profesi menjadikan tenaga medis harus tetap menjalankan tugasnya di tengah rasa cemas dan khawatir.
Sebagian orang mungkin menganggap sepele pekerjaan mereka, bahkan terlihat sepertinya mereka tidak melakukan apa-apa, padahal merekalah yang berhadapan langsung dengan orang-orang yang positif maupun diduga terpapar virus corona.
Sembari duduk di kursi biasa hingga senyum-senyum, Hariani seorang Surveilans Covid-19 di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, memiliki cerita unik selama menangani pasien.
Perempuan berkerudung itu mempunyai segudang pengalaman cukup menarik saat melakukan tes swab Covid-19 kepada orang.Selain itu dia juga memceritakan asal usul kasus virus corona masuk ke Kabupaten Bantaeng ini.
Nani sapaan akrab Hariani bercerita berbekal dari buku pedoman revisi 1 pihaknya sudah mulai melakukan testing kepada orang kontak erat.
"Pengalaman pertama dengan berbekal buku pedoman revisi 1 kami mulai melakukan testing dengan beberapa kontak erat terhadap pasien positif," ujarnya.
Dia mengaku, di hari pertama saat melakukan trecking kontak terhadap orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19, ada banyak perlawanan yang dia hadapi. Mulai dari, dimarahi, dibentak, diusir bahkan nyaris di parangi.
Menurunnya,penolakan warga itu dianggap menjadi suatu bagian dari tantangan yang harus dia hadapi. Bahkan, sudah menjadi santapan sehari-hari baginya sejak wabah virus tersebut merebak di Bantaeng.
"Hari pertama banyak perlawanan yang kami dapatkan dari masyarakat. Mulai dari diusir hingga akhirnya kami hampir diparangi. Karena mungkin menurut masyarakat ini adalah penyakit tabu yang stigmanya di masyarakat sangat besar sekali," jelasnya.
Namun kata dia, hari semakin berlalu dirinya dengan senang hati menjalani pekerjaannya itu dan terus mengawal masyarakat yang pernah kontak erat dengan pasien untuk melakukan testing. "Seiring berjalannya waktu masyarakat akan sadar betapa pentingnya kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan," kata dia.
Ibu dua anak itu mengaku mulai terjun membantu penanganan Covid-19 pada awal tahun 2019 lalu."Diawal tahun 2019 saya masuk promosi di seksi Serveilans dan Imunisasi untuk kasus covid-19 sendiri," bebernya.
Nani sudah terjun di dunia keperawatan sejak 2010 lalu. Berbagai rumah sakit di Kabupaten Bantaeng pernah ia tempati.Tugas pokok utamanya kala itu sebagai pengelola program TBC dan Kusta di Dinkes Bantaeng sejak tahun 2018 lalu.
Dia menyebut, saat itu pemerintah daerah telah menerbitkan SK Tim TGC sejak Februari 2020 tentang penanggulangan Corona Virus Disease 2019 masuk ke Indonesia.
"Kami sudah buat SK karena bagi kami mustahil virus ini tidak masuk ke Indonesia, apalagi Sulsel yang notabenenya menjadi mobiltas masyarakat keluar masuk, dimana tidak menutup kemungkinan virus ini akan ada di negara kita," paparnya.
Saat ditemukan warga dengan kondisi tibuh kurang baik, Nani bersama tim melakukan pemantau dan mencari tahu permasalahan tentang kondisi kesehatannya.
Pasien Tak Jujur, Penyebab Nakes Banyak Terpapar Covid-19
Tepat di bulan Juli 2020 ada banyak Tenaga Kesehatan (Nakes) Bantaeng yang juga ikut terpapar virus ini. "Banyak nakes kami juga ikut terpapar dikarenakan ada pasien yang tidak jujur dengan riwayat perjalanannya.
Menurut dia, edukasi di tengah masyarakat memang sangat diperlukan untuk mengubah perilaku baru mereka. "Edukasi di masyarakat memang sangat penting, masyarakat butuh informasi yang lebih banyak lagi, perubahan perilaku di mulai dari kita," ucapnya.
Wanita berdarah Suku Bugis dan Makassar ini bercerita, pengalaman paling berkesan bagi dirinya saat mendatangi sebuah kebun milik salah satu warga.
Kala itu, dia dan timnya sedang melakukan penyelidikan sebab terdapat warga yang positif namun menolak untuk di kirim ke Kota Makassar untuk menjalani isolasi sebagai perserta wisata covid-19.
"Mendatangi di kebun pernah karena ada beberapa pasien yang menolak untuk dilakukan isolasi mandiri di hotel, salah satu tempat yang disediakan oleh Pemprov Sulsel, sehingga kami melakukan penyelidikan kesana," katanya.
Ia bersama tim tercatat sudah mengambil ribuan lebih sampel swab hingga rapid test selama pandemi covid-19 berlangsung."Sudah labih 300 an sampel, 580 yang positif," tukasnya.
Dapat Support dari Keluarga
Ditengah kesibukanya dalam menjalankan tugas negara, dia tak lupa untuk meluangkan waktunya dengan berkumpul bersama anak suami hingga keluarga.
Terlebih lagi suaminya kerap mengantarnya dan menemaninya dalam bertugas sembari memberikan support.
"Berbagi waktu kadang di hari libur saja itu pun kalau ada panggilan selalu mementingkan tugas negara di atas segala-galanya. Suami welcom terkadang dia juga yang ikut untuk mengantar dimana dan kapanpun itu," kisahnya.
Menurutnya, dalam menjalani setiap tugas yang diemban dengan ikhlas dan tulus, dibalik semua itu pasti ada balasan.
"Bersyukur menjadi bagian dari penanggulangan pandemi ini. Karena kejadian yang seperti ini jarang dan bahkan sangat langka, jalani saja dan ikhlas itu yang utama," tambahnya.
Tanpa tahu kapan pandemi berakhir, Nani mengajak semua masyarakat untuk saling menjaga kesehatan masing-masing. Seperti contoh mengurangi stres, minum vitamin, mengoptimalkan istirahat, perbanyak makan makanan yang bergizi serta jangan lupa berdoa.
Sebagai tenaga medis covid-19, Nani sapaan akrabnya mengucapkan rasa terimakasih kepada masyarakat yang mau mendukung dan bekerjasama dalam penanganan dan pencegahan corona.
Katanya, tanpan peran serta masyarakat, tugas tenaga kesehatan menjadi semakin berat untuk menjaga warga agar tetap sehat di lingkungan yang menyehatkan.
"Saya berharap perbanyak sabar, semuanya tetap harus berdoa dan menjaga kesehatan. Doa paling utama sambil ikhtiar mematuhi protokol kesehatannya. Pokoknya jangan sampai lengah hingga pandemi ini berakhir," pungkasnya.
Penulis: Akbar Razak/A