Siswa Terpapar Covid-19, SPN Batua Terapkan Belajar Virtual
Masih ada 2 dirawat

KABAR.NEWS, Makassar - Pendidikan calon anggota Polri tahun 2020 di wilayah Polda Sulsel dan barat dilaksanakan secara virtual. Perubahan model pembelajaran ini diputuskan Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua karena 11 calon siswa sempat terpapar Covid-19.
Kepala SPN Batua Kombes Pol Joko Pitoyo mengatakan, siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 diketahui setelah melaksanakan tes swab pada 20 hingga 21 November di Mapolda Sulsel.
"Seiring berjalannya waktu, ada perintah untuk pengembalian siswa ke rumah masing-masing," kata Joko Pitoyo kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Selasa (15/12/2020).
Joko menambahkan, siswa yang terpapar saat itu langsung dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Makassar. Beberapa hari dirawat, 9 orang dari mereka dinyatakan sembuh dan saat ini masih ada 2 orang yang masih dirawat. Meski begitu, kondisi keduanya dalam keadaan baik-baik saja.
11 orang yang sempat terpapar Covid-19, kata Joko, adalah bagian dari 700 siswa calon anggota polisi yang dinyatakan lulus sejak 13 November lalu. Mereka terbagi dari dua provinsi berbeda.
Diketahui, Siswa SPN Batua dari Sulsel sebanyak 401 dan Sulawesi Barat (Sulbar) berjumlah 299 siswa. Ratusan siswa menjalani swab tes massal di Polda Sulsel sebelum melanjutkan pendidikan di SPN Batua, saat itu.
"Siswa semuanya dikembalikan ke rumah dan melaksanakan pembelajaran pendidikan virtual," ungkap Joko.
Pendidikan virtual tersebut, menyesuaikan pola pendidikan tatap muka langsung di SPN Batua. Joko menjelaskan, pola pendidikan virtual di rumah tetap menyesuaikan dengan proses pendidikan yang ada di SPN Batua. Seperti pola makanan, hingga latihan dan olah fisik. Bedanya para siswa kini diawasi oleh orang tua.
"Aktivitas pendidikan mencakup latihan fisik seperti push up, lari hingga apel pagi. Teknisnya setiap siswa harus menyiarkan langsung pendidikan fisiknya kepada pelatih via virtual setiap hari," ucap Joko
"Sudah berjalan 4 hari. Jadi ini selama dua bulan pertama siswa ini menjalani pembinaan fisik, pembinaan mental. Kita gembleng agar memahami bahwa mereka adalah seorang bhayangkara. Supaya tahan mental. Setelah dua bulan baru diterapkan teori," sambungnya.
Lebih lanjut kata Joko, selama empat hari menjalani pendidikan virtual untuk siswa, sejumlah kendala juga mulai terlihat. Salah satunya siswa yang tidak begitu terjangkau akses jaringan internet.
Joko memperkirakan, pendidikan virtual ini akan berjalan hingga beberapa bulan ke depan. Atau, hingga seluruh siswa telah menerima vaksin sebelumnya dikembalikan ke SPN Batua untuk menjalani sisa pendidikan selama tujuh bulan.
"Mungkin Februari (2021) mereka swab kembali juga, dan akhir Februarinya aka n masuk kembali ke sini (SPN Batua). Intinya kita akan menyesuaikan," tandasnya.
Penulis: Reza Rivaldy/A