Simulasi BMKG: Gempa 9 Magnitudo di Jatim Berpotensi Tsunami 29 Meter

Khususnya di bagian selatan Jatim

Simulasi BMKG: Gempa 9 Magnitudo di Jatim Berpotensi Tsunami 29 Meter
Peta Provinsi Jawa Timur. (Foto ilustrasi/Wikipedia)

KABAR.NEWS, Jakarta - Gempa bumi dengan magnitudo 9,0 di bagian selatan Jawa Timur (Jatim) berpotensi memicu gelombang tsunami setinggi 29 meter. Hal itu berdasarkan simulasi yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa hasil dari pemodelan matematis tersebut bisa menjadi acuan pemerintah provinsi dan daerah untuk mempersiapkan mitigasinya.


"Potensi tsunami dengan tinggi maksimum itu sampai 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek. Sedang waktu tiba tercepat itu 20-24 menit di Kabupaten Blitar,” ujar dia Dwikorita dalam acara webinar bertajuk “Gempa Bumi dan Tsunami Jawa Timur”, Jumat (28/5/2021) dikutip Tempo.


Dwikorita menerangkan, di Kabupaten Trenggalek, waktu tiba gelombang tsunami diperkirakan 28-31 menit dari kejadian gempa. Menurut simulasi, tinggi tsunami di Trenggalek itu bakal lebih tinggi daripada di Kabupaten Blitar yang setinggi 19-22 meter jika terjadi gempa 9,0 magnitudo.


Sementara, di wilayah pesisir selatan lainnya di Jatim yakni Pacitan, tsunami diprediksi 25-26 meter dengan waktu tiba 26-29 menit, serta Kabupaten Tulungagung tingginya 24-27 meter dengan waktu tiba 27-30 menit. 


Wilayah lainnya adalah di Kabupaten Malang, tinggi tsunami menurut pemodelan bakal setinggi 17-20 meter dengan waktu tiba juga tergolong tercepat setelah Blitar yakni 21-24 menit.


Kabupaten Lumajang tinggi 13-16 meter dengan waktu tiba 23-26 menit, dan Kabupaten Jember tinggi 19-22 meter dengan waktu tiba 24-27 menit. Ada juga di Pantai Selatan Banyuwangi tinggi 24-27 meter dengan waktu tiba 21-24 menit--setara di Kabupaten Malang.

Berdasarkan pemodelan yang sama, tsunami baru akan sampai pantai timur Banyuwangi 45-48 menit dari kejadian gempa dan tingginya  4-7 meter, Kabupaten Situbondo tinggi tsunami hanya 1-3 meter dengan waktu tiba 78-79 menit.

Hasil simulasi itu lebih ekstrem daripada yang pernah disampaikan dari hasil studi di ITB mengenai potensi bencana yang sama di selatan Jatim yang disampaikan September tahun lalu. Dwikorita menerangkan, untuk menghadapi potensi-potensi tersebut, BMKG sudah melakukan verifikasi lapangan.