Selain Ditembak, Ini Fakta-fakta Terduga Teroris di Makassar
- Diungkap kepolisian

KABAR.NEWS, Makassar - Tim Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri membekuk terduga teroris jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) di berbagai lokasi di Kota Makassar, Sulsel, Rabu (6/1/2021).
Penggrebekan di Perumahan Villa Mutiara, Bulurokeng, mengakibatkan dua terduga teroris tewas tertembak yakni Muhammmad Rizaldy Saleh atau Aldi dan Ajiz.
Ada sejumlah fakta-fakta yang terungkap dari penangkapan terduga teroris ini. Berikut 6 fakta tersebut yang diungkap kepolisian:
1. Dua Terduga Teroris yang Tewas Memiliki Hubungan Keluarga
Belakangan diketahui Aldi dan Ajiz memiliki hubungan keluarga dekat, yakni mertua dan menantu. Keduanya disebut merupakan anggota jaringan terorisme Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Sulsel. Aldi sendiri diketahui merupakan Ketua JAD Sulsel.
"Kedua tersangka bersama dengan jaringannya yang terpusat di Villa Mutiara merupakan jaringan JAD," kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam kepada wartawan saat meninjau lokasi penggerebekan, Rabu sore. (Lihat juga: Pengakuan Ketua RT Soal Aktivitas Terduga Teroris di Makassar)
2. JAD Sulsel di Villa Mutiara Dibaiat Dukung Penuh ISIS
Merdisyam menjelaskan, jaringan ini juga merekrut ratusan anggota lain hingga ke luar Sulsel. Mereka dibaiat untuk mengikuti ajaran khilafah ISIS pada tahun 2015 di Pondok Pesantren Ar Ridho, pimpinan Ustaz Basri yang dieksekusi di Lapas Nusa Kambangan karena terlibat kasus teror.
"Kemudian juga melakukan kajian khusus pendukung daulah di Villa Mutiara yayasan Ar Ridho yang pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah bermaksud bergabung organisasi ISIS di Syuriah namun dapat dibatalkan keberangkatannya di Bandara Soekarno-Hatta," ungkapnya.
3. Rutin Latihan Menembak Hingga Naik Gunung
Jaringan ini kata Merdisyam, kelompok ini juha rutin menggelar latihan tembak dan latihan fisik di alam bebas. Beberapa di antaranya seperti, mendaki gunung.
"Mulai bulan Oktober 2020, kelompok Villa Mutiara secara rutin lakukan latihan menembak dan naik gunung atau idad," beber Merdisyam.
4. Punya Kaitan Dengan Teror Bom Jolo, Filipina
Jaringan ini kata Merdisyam, juga teridentifikasi terlibat dalam kasus bom bunuh diri di gereja di Jolo, Filipina, Agustus 2020. Menurut informasi, jaringan JAD ini yang menyalurkan kucuran dana aksi teror itu. (Lihat juga: Diautopsi, Ini Tampang 2 Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Makassar)
"Terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Jolo, Philipina," kata jendral polisi berpangkat dua bintang itu.
5. Polisi menyita sejumlah barang bukti
Lebih lanjut Merdisyam mengungkapkan, sejumlah barang bukti ikut diamankan dalam penangkapan pagi tadi. Di antaranya 8 unit kendaraan, senjata tajam dan beberapa cairan serupa bahan bakar.
Petugas bahkan telah memeriksa sejumlah saksi. Termasuk warga dan ketua RT setempat. "Kalau menurut saksi, mereka sudah lama tinggal di sini. Mereka membentuk pengajian sendiri. Ini campur (orang luar) makanya kita masih mendalami," imbuh Merdisyam.
"Barang bukti jenis parang dan senapan angin jenis PCP," tandasnya.
6. Ada 18 Terduga Teroris Ditangkap Hidup-hidup
Selain Aldi dan Ajiz, pada hari yang sama, Tim Densus 88 bersama tim gabungan juga turut menangkap hidup-hidup 18 orang terduga teroris jaringan JAD Sulsel.
Mereka diamankan dari sejumlah lokasi berbeda di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Terduga teroris di Gowa, merupakan satu keluarga yang terdiri dari suami-istri dan 7 anak.
Sementara, satu terduga teroris yang diamankan dari Perumahan Villa Mutiara, Bulurokeng, Makassar, masih menjalani perawatan karena mengalami luka saat diamankan.
Penulis: Reza Rivaldy/B