PSM Libas PSS, Kebahagiaan Tavares Terasa Janggal Tanpa Suporter

* Tavares juga kecewa mendapat kartu kuning

PSM Libas PSS, Kebahagiaan Tavares Terasa Janggal Tanpa Suporter
Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares memberikan keterangan kepada wartawan usai pertandingan Liga 1 melawan PSS Sleman di Gelora BJ Habibie, Parepare, Sabtu (14/1/2023). (KABAR.NEWS/Arya Wicaksana)

KABAR.NEWS, Parepare - PSM Makassar berhasil meraih poin penuh setelah mengalahkan PSS Sleman 4-0 di Stadion Gelora BJ Habibie, Kota Parepare, Sulsel, Sabtu (14/1/2023). 


Meski menang empat gol, "pembantaian" ini terasa kurang sempurna bagi pelatih Juku Eja, Bernardo Tavares. Itu karena pertandingan pekan ke-18 tersebut tak bisa disaksikan langsung oleh supporter tuan rumah.


"Saya tidak terlalu senang. Rasa bahagia ini terasa janggal karena tak ada suporter. Suporter kami layak melihat pertandingan ini yang kami menangkan ini," ujar Tavares usai pertandingan di Gelora Habibie.


Laga PSM versus PSS berlangsung tanpa menonton karena tidak mendapat izin keramaian dari pihak kepolisian. Itu untuk pertama kalinya bagi Pasukan Ramang sejak bermarkas di Parepare.


Hal itu buntut dari fasilitas stadion yang dianggap kurang memadai oleh tim asesmen Mabes Polri. Padahal menurut Tavares, dukungan langsung suporter merupakan energi ekstra untuk Pasukan Ramang. 


"Dukungan suporter adalah motivasi dan kekuatan ekstra untuk para pemain kami. Mereka sangat layak hadir menyaksikan kita," sesal pelatih asal Portugal tersebut.


Selain tak bahagia tanpa suporter, Tavares juga tak senang karena mendapat kartu kuning dari wasit. Bekas pencari bakat FC Porto itu mengaku kesal dan menanggap hal itu tidak adil.


"Asisten wasit menyarankan kepada wasit memberikan saya kartu dan saya mendapatkannya. Padahal saya tidak mengampaikan ucapan kasar, menghujat atau kotor, saya hanya menyampaikan aturan," kata Tavares melalui penerjemah.


Kartu kuning pada laga tadi merupakan yang ketiga diterima Tavares selama menukangi PSM. Dia mengeklaim baru mendapat kartu kuning dari wasit saat berkarir di Indonesia.


"Saya telah bekerja di Eropa, Afrika hingga negara lain tapi tidak pernah mendapat kartu. Cuma di Indonesia. Ini sangat menyedihkan. Mereka harus tahu bagaimana menerapkan aturan," jelas Tavares.