PPP Nilai Pelapor Suharso ke KPK Cari Panggung Jelang Muktamar

Dilaporkan Nizar Dahlan

PPP Nilai Pelapor Suharso ke KPK Cari Panggung Jelang Muktamar
Suharso Monoarfa. (Dok. Setkab)

KABAR.NEWS, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumatera Selatan Agus Sutikno, mempertanyakan motIvasi Nizar Dahlan yang melaporkan Suharso Monoarfa ke KPK atas tudingan gratifikasi. 


Laporan itu selain tidak mendasar juga didorong oleh kepentingan yang tidak jelas dan politis. Agus menegaskan kepada seluruh kader partai agar tidak terjerumus dalam agenda seting yang tidak produktif. 


"Kami sudah cukup paham (motif Nizar Dahlan), kami sudah cukup mendapatkan banyak ilmu dari pelatihan-pelatihan baik LKKU, LKKM dan lain sebagainya," kata Agus dalam keterangan persnya kepada wartawan, Jumat (6/11/2020). 


Oleh karena itu, dirinya juga tidak akan mudah terpengaruh kepada hal yang analisisnya dangkal dan tidak jelas. "Ini kan jelas, datangnya tiba-tiba yaitu jelang muktamar," tegasnya. 


Dikatakan Agus, apa yang disampaikan Nizar Dahlan tidak layak didengar oleh para kader. Agus mengatakan, sebagai kader yang dari hari ke hari berkiprah di PPP dirinya berpendapat yang pantas didengar adalah para senior-senior yang istiqomah mengelola partai. 


"Yang patut didengar adalah mereka yang ketika partai susah dia ada dan ketika senang juga ada," katanya. 


Mereka yang ikut terlibat bagaimana perjuangan partai saat terjadi dualisme, kemudian bagaimana partai lolos verifikasi Parpol sebagai peserta Pemilu, menghadapi pemilu 2019 ketua umum terkena permasalahan hukum. 


"Kalau orang-orang yang begitu saja muncul dan gak jelas. Jadi mohon maaf, saya Ketua DPW Sumatera Selatan saya sama sekali tidak mau mendengar itu. Dalam istilah betawi itu akan membuang tempo saja. Membuang tenaga, membuang energi saja," paparnya. 


Agus mengaku, selama dirinya masuk PPP pada tahun 2001, dari kader biasa hingga sekretaris wilayah bahkan saat ini menjadi Ketua DPW Sumsel belum pernah melihat Nizar Dahlan ikut berpartisipasi mengurusi partai. 


"Saya belum pernah pernah melihat ikut cawe-cawe ngurusi partai," tandas dia.