Pilgub Sulsel 2024: Nurdin Halid Cari Pendamping Dulu, Lobi Partai Belakangan

*Punya kriteria calon pendamping

Pilgub Sulsel 2024: Nurdin Halid Cari Pendamping Dulu, Lobi Partai Belakangan
Nurdin Halid. (KABAR.NEWS/Arya Wicaksana)






KABAR.NEWS, Makassar - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid, mulai berbicara kriteria bakal calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) yang akan mendampinginya sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada 2024.


Nurdin Halid mengaku, lebih mendahulukan mencari calon pendamping ketimbang melobi partai politik sebagai kendaraan untuk ikut Pilgub Sulsel.


"Saya sudah memerintahkan tim untuk mengidentifikasi siapa figur yang pas diajak bersanding/berpasangan di Pilgub. Itu dulu yang kita lakukan sebelum menentukan dan memutuskan kendaraan politik," kata Nurdin Halid dalam rilis yang diterima KABAR.NEWS, Selasa (25/1/2022).


Adapun syarat dan kriteria pendamping yang diinginkan Nurdin bisa berduet yakni figur yang memiliki basis suara riil dan jelas. Bukan ditentukan berdasarkan geopolitik.


"Basis suara yang pertama dilihat, kemudian geopolitik. Tetapi kalau basis suara sudah kuat, geopolitik tidak perlu karena masyakarat sudah cerdas dalam menjatuhkan pilihannya,” terangnya.


Pada Pilgub Sulsel 2018, Nurdin Halid memilih Azis Qahar Muzakkar sebagai calon wakil gubernurnya. Azis punya basis geopolitik yang meliputi wilayah Luwu Raya. 


Ditanya mengenai kriteria calon pendampingnya, apakah mantan kepala daerah atau bukan, Nurdin dengan lugas menjawab semua memungkinkan bisa terjadi.


Selain itu, Nurdin mengaku belum melobi partai politik. Sebab katanya, ada dua jalur yang bisa ditempuh untuk ikut kembali bertarung di Pilgub Sulsel.


“Saat ini belum ada komunikasi dengan partai karena belum terlihat kepentingan masing-masing partai. Apalagi dalam hal memberikan dukungan serta usungan," tuturnya.


Ketua Umum Dekopin itu menjelaskan, jika Parpol dijadikan sebagai tolok ukur menjadi pemenang, maka Pilgub 2018 lalu, dirinyalah pemenang karena ia bersama pasangannya diusung sejumlah partai politik. Mulai dari Golkar, NasDem, PKB, Hanura dan PKPI.


Namun hal itu dinilai NH bukan lagi menjadi ukuran mutlak, apalagi dirinya sudah memiliki pengalaman berharga pada pemilihan langsung.


"Masyarakat semakin cerdas. Karena memilih orang, berbeda dengan memilih partai dan itu tidak berbanding lurus keberhasilan partai dan orang," ujarnya.


Apalagi fakta menunjukkan dalam percaturan politik, khususnya pada pemilihan kepala daerah, rakyat tidak lagi memilih partainya melainkan figurnya. Sehingga menurut Nurdin, partai hanya dijadikan sebagai alat kendaraan saja. 


"Masyarakat tidak memilih bahwa dia orang Bone, Palopo, Luwu, Gowa dan sebagainya. Tapi mereka melihat figurnya itu bagus, performance-nya bagus," bebernya.


Sementara Sekretaris Pemenangan Nurdin Halid, Irwan Muin mengatakan saat ini ada beberapa orang mulai lirik, tetapi dia belum ingin menyebutkan secara pasti sosok figur tersebut.


“Semua tokoh Sulsel kita survei yang mana cocok bersama dengan pak NH. Baik itu kepala daerah atau mantan,” kata Irwan.