Petani di Jeneponto Lapor Balik Dokter Diduga Menganiaya

Polisi sudah melakukan olah TKP

Petani di Jeneponto Lapor Balik Dokter Diduga Menganiaya
Syamsu, seorang petani di Desa Bontocini, Jeneponto, Sulsel saat melapor ke Polres Jeneponto. (IST)






KABAR.NEWS, Jeneponto - Kasus dugaan penganiayaan atau pengeroyokan yang melibatkan seorang dokter dengan aparat desa di Bontocini, Kecamatan Rumbia, Jeneponto, Sulsel, berlanjut ke ranah hukum.


Kedua pihak yang masing-masing mengklaim sebagai korban melapor ke Polres Jeneponto. Dokter bernama Sulfian Syam diketahui lebih dulu melapor dan kemudian disusul seorang petani di Bontocini bernama Syamsu.


Syamsu melaporkan dokter Sulfian ke kepolisian setempat terkait dugaan penganiayaan. Laporan tersebut tercatat dengan no LP/H/205/VIII/Res 1.6/2021/Polda Sulsel/Res Jeneponto.


Syamsu sebagai pelapor mengaku dianiaya oleh dokter tersebut dalam rapat pembentukan panitia pemilihan kepala desa (Pilkades) Bonticini pada 21 Agustus 2021. 


Dia mengaku dipukul menggunakan kepalan tangan (tinju) sebanyak satu kali yang mengakibatkan dia mengalami pendarahan hidung. Syamsu  berharap pihak kepolisian menindak lanjuti laporannya. 


"Pada bagian hidung yang mengakibatkan hidung korban mengeluarkan darah. Atas kejadian tersebut, pelapor merasa keberatan dan melaporkan ke Polres Jeneponto. Saya percayakan proses hukum lebih lanjutnya di Kepolres Jeneponto," ujar Syamsu dalam keterangan tertulis.


Penyidik Polres Jeneponto, Aipda Sulaiman membenarkan, bahwa warga Desa Bontocini telah diterima laporannya, namun kata dia masih menunggu disposisi dari pimpinan (Kasat Reskrim). 


"Untuk selanjutnya dilakukan penyelidikan dan olah tkp. Jadi untuk sementara yang diambil laporannya baru pelapor. Nanti akan dilakukan pemeriksaan saksi-saksi korban," katanya. 


Seorang saksi bernama F yang juga pegawai PMD Pemkab Jeneponto menjelaskan, dokter Sulfian hadir pada rapat pembentukan panitia Pilkades tersebut dengan memakai baju berwarna putih. 


Hal tersebut disampaikan oleh F saat memberikan kesaksian kepada penyidik Polres Jeneponto yang melakukan olah TKP. Dia menyebut, bahwa ketua BPD tidak melakukan pemukulan kepada Sulfian. 


"Bagaimana ketua BPD mau memukul Sulfian. Sedang dia berada dibelakang saya. Sulfian yang maju ke depan menuju kearah Ketua BPD inisial HM dan langsung saya lerai, disitu dia merontah sehingga saya lepas. Sementara HM dibawa masuk kesalah satu ruangan," terang F diamini R warga setempat.


Sementara itu, Sulfian juga melapor ke Polres Jeneponto atas dugaan pengeroyokan terhadap dirinya. Dia mengatakan aksi premanisme ini diduga dilakukan oleh oknum ketua BPD Desa Bontocini. Ia mengaku dikeroyok lebih dari satu orang.


"Kasus yang saya alami kemarin adalah, bentuk proses demokrasi dimana kami melakukan diskusi dengan ketua BPD Desa. Namun di dalam perjalanan forum diskusi. Ketua BPD sangat tidak emosional dalam forum," ujarnya kepada KABAR.NEWS, Senin (6/9/2021).


Saat kejadian itu, ia sempat dilerai oleh warga setempat dan dibawa ke mobil untuk ditemani melapor ke kepolisian. Ada beberapa luka yang dia alami berdasarkan hasil visum dokter.


"Berdasarkan hasil visum dokter, ada luka robek dibawa kelopak mata dan luka memar di dahi dan ada juga luka robek di dahu," kata Sulfian.


Penulis: Akbar Razak/B