Pernah Dirawat di RS Ibnu Sina, Bocah Penderita Tumor di Wajah Butuh Bantuan

Diderita sejak berusia 8 tahun

Pernah Dirawat di RS Ibnu Sina, Bocah Penderita Tumor di Wajah Butuh Bantuan
Bocah penderita tumor di wajahnya, Mantasia Anas, 13 tahun. (kabar.news/Saharuddin)  






KABAR.NEWS, Pangkep - Mantasia Anas, 13 tahun, tak bisa bermain bebas bersama teman-temannya hal itu akibat benjolan tumor tumbuh di wajahnya. Ia hanya berdiam diri dalam rumahnya di Kampung Pottuppunge, Desa Tabo-tabo, Kecamatan Bungoro, Pangkep Sulawesi Selatan.

 

Mantasia mengalami gejala penyakit yang tidak pernah diduga sebelumnya sejak usianya 8 tahun. Penyakit yang bersarang di wajahnya itu makin membesar dan merusak struktur wajahnya. 

 

Penyakit tersebut merampas keceriaan masa kecilnya, pasrah dan hanya bisa menangis meratapi keadaanya. Dia juga jadi pemalu bahkan menutup diri dari orang-orang sekitar. Mantasia sudah putus sekolah sejak 1 tahun lalu.

 

Putri dari pasangan Muhammad Anas dan Murni awalnya hanya mengalami bengkak pada bagian pipi kanannya, kemudian makin membesar hingga mendesak mata dan mentupi satu lubang hidungnya.  

 

Orang tuanya sempat membawanya ke Puskesmas Bungoro dan dokter di sana mendiagnosa bila Mantasia terkena tumor. Dokter kemudian meminta agar rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang, Pangkep. 

 

Namun, karena keterbatasan ekonomi, hingga kini keluarga belum bisa mengantar anaknya ini ke RS Batara Siang.

 

"Kami terkendala biaya untuk transpor dan biaya ke Makassar serta obat yang tidak ditanggung BPJS, "kata Murni (35) ibu dari Mantasia, Jumat (30/10/2020).

 

Menurutnya dirinya tak punya biaya apa lagi hanya mengandalkan penghasilan Ayah Mantasia sebagai buruh lepas.

 

"Anak saya pernah dijemput orang yang peduli dengan anak saya dan akhirnya anak saya di bawa ke RS Batara Siang untuk dirawat inap. Setelah itu anak saya dirujuk ke Ibnu Sina, namun disuruh pulang untuk menunggu informasi dari Ibnu Sina. Tapi sampai sekarang tidak ada konfirmasi kembali dari dokter, " Cerita dari Ibu Mantasia.

 

Mantasia dan orang tuanya hanya berharap kepada siapa saja dengan kedermawannya mendapat bantuan dana untuk kesembuhan anaknya itu. 

  

Penulis: Saharuddin/B