Pensiunan Dosen UIN Alauddin Makassar Meninggal Saat Ceramah Zuhur

Ruddin Emmang meninggal saat membawakan ceramah Zuhur di Masjid Baiturahman Panaikkang, Makassar.

Pensiunan Dosen UIN Alauddin Makassar Meninggal Saat Ceramah Zuhur
detik-detik Dr Ruddin Emmang meninggal dunia usai membawakan ceramah Zuhur di Masjid Baiturrahman Panaikkang, Makassar. (Foto: Capture)






KABAR.NEWS, Makassar - Sebuah video beredar seorang pria yang diketahui adalah dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Ruddin Emmang meninggal dunia saat memberikan ceramah salat Zuhur di Masjid Baiturrahman, Panaikkang, Makassar, Senin (26/4/2021). 

Dalam video tersebut terlihat Rusdin Emmang tiba-tiba terjatuh dari atas mimbar saat mengangkat kedua tangan untuk berdoa. Saat itu jemaah Masjid Baiturrahman kaget dan langsung membompong Ruddin Emmang. 

Kepala Bagian Kerja Sama dan Kelembagaan Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja masa UIN Alauddin Makassar, Ismi Sabariah membenarkan jika Ruddin Emmang pernah tercatat sebagai dosen UIN Alauddin Makassar. Ismi mengungkapkan Rusdin pernah mengajar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin. 

"Almarhum sudah pensiun. Dan kami mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya beliau," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Makassar, Awang Darmawan menyampaikan duka mendalam wafatnya Rudding Emmang saat membawakan ceramah di Masjid Baiturrahman, Panaikkang, Makassar. Awang mengaku sosok Ruddin sebagai sesepuh dan menjadi tauladan bagi angkatan muda Muhammadiyah. 

"Keluarga besar Muhammadiyah Kota Makassar merasakan duka cita yang mendalam atas wafatnya almarhum. Ini sebuah kehilangan besar bagi kami di Muhammadiyah," ujarnya kepada KABAR.NEWS.

"Bagi kami, khususnya di Angkatan Muda Muhammadiyah, almarhum adalah sosok pejuang dakwah Muhammadiyah yang istiqomah, tawadhu', dan senang berbagi ilmu. Beliau teladan bagi kami anak-anak muda Muhammadiyah," kata dia. 

Sekadar diketahui, selain sebagai pensiunan dosen UIN Alauddin Makassar, juga tercatat sebagai tokoh Muhammadiyah Sulsel.