Pengungsi Gempa Sulbar Keluhkan Ribetnya Dapat Bantuan

Pengungsi harus membawa KK untuk bisa mendapatkan bantuan.

Pengungsi Gempa Sulbar Keluhkan Ribetnya Dapat Bantuan
Pengungsi gempa Sulbar harus mendapatkan rekomendasi Pemprov Sulbar untuk mendapatkan bantuan. (Foto: KABAR.NEWS/Darsil Yahya)






KABAR.NEWS, Mamuju - Pengungsi korban gempa Sulbar mengeluhkan proses penyaluran bantuan dilakukan oleh Satgas Bencana Gempa Sulawesi Barat (Sulbar). Banyak dari mereka mengeluh karena dinilai prosesnya terlalu ribet.

Seperti dirasakan Erwin, seorang pengungsi asal Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju. Erwin menceritakan untuk mendapatkan bantuan ia harus melalui beberapa tahapan cukup menguras waktu. Padahal mereka saat ini sangat butuh bantuan.

"Untuk dapatkan bantuan kita disuruh data dulu berapa KK (Kepala Keluarga) butuh bantuan. Terus ke Provinsi (posko induk) setor data dan setelah itu dikasih kertas, baru disuruh ke sini (Korem) ambil bantuan," ucap Erwin kepada KABAR.NEWS saat ditemui di posko logistik Korem Rabu (20/1/2021).

Erwin juga mengatakan bahwa saat berada di posko induk berada di Kantor Gubernur Provinsi Sulbar, ia tak langsung mendapatkan kertas atau surat rekomendasi bantuan karena harus antre bersama puluhan pengungsi lainnya.

"Di posko induk juga kita antre karena banyak pengungsi yang juga bawa data untuk minta bantuan," kata Erwin. 

Dia mengaku jika proses seperti ini terbilang ribet untuk diterapkan bagi para korban pengungsi. Apalagi saat ini mereka sangat membutuhkan pasokan logistik.

"Menurut saya sebenarnya agak ribet, karena ini kan keadaan darurat. Kalau macam kita ini yang dekat posko induk tidak jadi masalah, tapi kalau teman-teman (pengungsi) yang (daerah) lain kasihan dari luar, mana minta KK segala macam sih. Perut sudah ini (lapar)," keluhnya. 

Ia berharap pemerintah atau satgas tanggap bencana gempa Sulbar mengoreksi ulang proses penyaluran bantuan tersebut. Sehingga para korban mudah dan cepat mendapatkan batuan logistik.

"Harapan saya mungkin kalau keadaan darurat seperti ini tidak usah terlalu ribet karena kasihan juga dari teman-teman (pengungsi) yang dari daerah lain yang lokasinya jauhkan," tuturnya. 

Sedangkan pengungsi lainnya bernama Hasrawati mengeluhkan hal yang sama. Padahal ia harus menempuh perjalanan sekitar satu jam untuk sampai ke tempat pengambilan bantuan logistik.

"Saya dari Malawwa ke Korem tapi sampai sana saya di suruh ke sini (posko induk) untuk mengambil surat (kertas rekomendasi bantuan)," kata Hasrwati saat ditemui di Posko Induk Kantor Gubernur Sulbar.

"Saat sampai sini tidak dapat apa-apa (kertas rekomendasi) padahal sudah didata, malah disuruh datang besok," katanya lagi. 

Karena merasa prosedurnya terlalu ribet, perempuan 41 tahun asal Desa Sumare, Dusun Malawa, Kecamatan Simboro ini mengaku mempertimbangkan untuk datang kembali ke posko induk.

"Kalau saya beratmi ke sini, apalagi antre tidak tahu kapan baru dapat," tandasnya.

Penulis: Darsil Yahya/A