Penggunan Transaksi Non-Tunai QRIS di Sulsel Meningkat Pesat
Tercatat, per-9 Oktober 2020 sudah mencapai 4,96 juta merchant. Sementara pada bulan berikutnya sudah menembus angka 5,35 juta.

KABAR.NEWS, Makassar - Pertumbuhan jumlah pedagang atau merchant yang menggunakan pembayaran non-tunai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sejak bulan November 2019 hingga November 2020 ini meningkat dengan cepat, terutama di masa pandemi Covid-19.
Asisten Analisis Bank Indonesia (BI) wilayah Sulsel, Riki Winatha mengatakan, jumlah merchant QRIS terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tercatat, per-9 Oktober 2020 sudah mencapai 4,96 juta merchant. Sementara pada bulan berikutnya sudah menembus angka 5,35 juta.
"Lebih dari 85 persen di antaranya adalah pelaku dari kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)," kata Riki saat membawakan materi pada Madia Gathering Bank Indonesian di Hotel The Rinra, Jumat (11/12/2020).
Adapun merchant QRIS terbanyak di Indonesia berada di Jawa Barat dengan jumlah 1.140.531. Kemudian DKI Jakarta dengan mercant 961.927, serta Jawa Timur 652.305.
Jawa Tengah berada di uratan keempat dengan jumlah merchant 468.023, disusul Banten 355.604, dan Sumatera Utara 219.440."Sulawesi Selatan berada di nomor 7 dengan jumlah merchant 172.695," ujar Riki.
Kendati berada di angka tujuh, Riki mengatakan pertumbuhan QRIS di Sulsel berada di atas pertumbuhan nasional. Jumlah merchant yang telah mendaftarkan diri untuk menggunakan QRIS tumbuh sebesar 412,4 persen (ytd) sejak Desember 2019.
"Tingkat pertumbuhan tersebut berada di atas pertumbuhan nasional 221,4 persen (ytd) dan menjadikan (Sulsel) sebagai salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan merchant tertinggi," tuturnya.
Sementara kota dengan merchant terbanyak di Sulsel, berada di Kota Makassar dengan angka 87,861. Riki mengatakan Makassar telah menyumbang 50 persen pangsa terhadap total di Sulsel.
"Urutan kedua ada di Pare-Pare 23,025, disusul Barru, 12.940, Gowa 10.249, dan Maros 4.983 merchant," pungkasnya.
Penulis: Irvan Abdullah