Pemkot Makassar Gencarkan Swab Massal Gratis di Akhir Tahun
"untuk mencegah puncaknya terlalu tinggi makanya kita tangkap yang positif. Caranya, melakukan swab massal "

KABAR.NEWS, MAKASSAR-- Penyebaran Covid-19 di Kota Makassar diperkiraan akan mencapai puncak pada akhir tahun 2020. Hal ini diungkap PJ Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin.
Dua penyebab yang memungkinkan hal itu terjadi kata Rudi, yakni karena sewaktu menjelang Pemilihan Wali Kota Makassar pada 9 Desember lalu dan perayaan natal dan tahun baru (Nataru) 2021.
"kita sudah perkirakan gelombangnya itu satu sampai 2 pekan setelah pencoblosan, setelah itu 2 minggu setelah natal dan tahun baru jadi ada dua serangan yang mungkin terjadi di makassar," tutur Rudy di Rumah Jabatan Walikota, Selasa (29/12/2020).
Olehnya itu, Rudy mengatakan adanya lonjakan kasus Covid-19 akibat diselenggarakannya Pilkada yakni dengan melakukan tes swab massal secara gratis.
"untuk mencegah puncaknya terlalu tinggi makanya kita tangkap yang positif. Caranya, melakukan swab massal makanya kasus positif naik terus karena kita tangkap semua ini, sehingga kecepatan penularan di bawah bisa kita hambat," paparnya
Sementara untuk mengantisipasi terjadinya puncak penyebaran Covid-19 akibat Nataru kata Rudy dengan melakukan pembatasan aktivitas masyarakat di wilayah yang rawan terjadi kerumunan.
"Kalo nataru bisa kita antisipasi, karena belum terjadi. Caranya hindari titik kumpul, keramaian, kerumunan. Kita sarankan warga daerah tidak perlu rayakan tahun baru di Makassar," tuturnya
Lebih lanjut, Rudy menjelaskan bahwa upaya ini dilakukan agar warga Makassar maupun dari luar daerah tidak melakukan penyambutan tahun baru 2021.
Pihaknya lantas menutup dan membatasi daya tarik wisata yang memungkinkan orang berkumpul di Kota Makassar.
"Supaya dia tidak datang bagaimana? Yang menjadi daya tarik mereka kita tutup atau batasi dulu, makanya panlos, anjungan, akkarena, tanjung bunga, karebosi kita tutup supaya mereka tidak tertarik datang. Kemudian kafe, mal sampai jam 7," jelasnya
Pihaknya juga bahkan tak segan melakukan pembubaran aktivitas warga yang dianggap melanggar peraturan penerapan protokol kesehatan.
"Apa yang kita lakukan memperketat protkes, tadi malam ada saya dapat laporan toko yg masih ramai akhirnya dibubarkan, pesta pernikahan dibubarkan krn melanggar protkes, itu kita perketat itu yg utama," ungkap Rudy
Dirinya juga mengimbau masyarakat agar benar-benar tidak melakukan kegiatan berkumpul agar penanganan Covid-19 semakin terkendali. Ia juga meminta tak ada ego sektoral yang muncul demi keamanan warga.
"Kalau diimbau maki jangan kumpul tolong jangan maki kumpul, ini bukan sesuatu yg bisa kita ukur, jadi kita bisa melakukan dan imbau warga yg menentukan. Mau warga aman, berarti ikuti imbau pemerintah. Hindari ego sektoral," tegasnya
Kendati Rudy mengaku kebijakan yang diambil pihaknya berpote merugikan, namun ia memastikan juga telah hati-hati mengentaskan persoalan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Kuncinya kata Rudy, masyarakat bisa membangun kesadaran untuk menerapkan Protokol Kesehatan.
"Kebijakan ini pasti ada yang dirugikan. Kita berbicara keselamatan warga makassar menjadi nomor satu dan prioritas, sehingga covid kita hati-hati. Kita berbicara apa yg bisa kita lakukan, kenapa keberhasilan itu bukan ditentukan oleh kebijakan, regulasi, walikotanya, pemerintah kota. Ditentukan sejauh bagaimana warga sadar jalankan protkes," tandasnya.
Penulis : Fitria Nugrah Madani/B