Olimpiade Tokyo: Warga Jepang Patungan Rp4 M Bantu Atlet Sudan Selatan
Tim Sudan Selatan sejak tahun 2019 berada di Jepang

KABAR.NEWS, Makassar - Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, tak hanya soal perburuan prestasi negara peserta. Pagelaran akbar ini juga menjadi catatan tak terlupakan khususnya para atlet Tim Sudan Selatan.
Mereka berada di Negeri Sakura sejak November 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 menghantam dunia hingga Olimpiade Tokyo ditunda.
Tim Sudan Selatan yang beranggotakan empat atlet dan pelatih, memilih berada 1,5 tahun lebih cepat di Jepang karena tak memiliki fasilitas olahraga yang layak untuk latihan di negara asalnya.
"Alasan kenapa kami menetap di sini adalah misi kami belum pernah terselesaikan. Kami belum melakukan apa-apa," kata atlet cabang olahraga atletik Tim Sudan Selatan, Abraham Majok Matet Guem kepada DW Sports seperti dilansir Kumparan, Jumat.
Sudan Selatan masih kerap dilanda konflik. Sejak awal di Jepang, Abraham Majok Matet Guem dan kawan-kawan memilih menetap di Kota Maebashi, Ibu Kota Prefektur Gunma. Di sana mereka mendapat dukungan yang baik dari penduduk kota ini.
Untuk membiayai akomodasi dan keberlangsungan mereka selama persiapan Olimpiade 2020, warga dan Pemerintah Kota Maebashi mengumpulkan 250.000 euro (sekitar Rp4,2 miliar) untuk mendukung para atlet Sudan Selatan.
Uang itu sebagian besar dari pajak dan donasi. Mereka juga menyumbangkan vending machine untuk tim Sudan Selatan. Bantuan dari Maebashi jelas menjadi suntikan berharga dan mereka pun turut berbaur dengan warga lokal.
"Sebelum saya sampai di Jepang, saya tidak tahu orang Jepang seperti apa. Cinta yang saya dapatkan di sini bahkan melebihi apa yang saya harapkan. Jadi, saya tidak begitu merindukan rumah karena saya tinggal di lingkungan yang sangat damai dengan orang-orang yang sangat mencintai. Saya sangat
terkejut," ujar Guem kepada AFP.
Abraham Guem mungkin tak muluk-muluk meraih medali emas. Ia mengincar rekor tertentu di lintasan, tetapi yang lebih penting adalah menjadi inspirasi bagi negara asalnya yang baru merdeka pada 9 Juli 2011 itu.
“Tentu saja, saya ingin membuat rekor bagus. Namun lebih dari segalanya, saya akan membuat rekor baik hanya jika saya mendapat keberanian dan keinginan untuk tak menyerah melalui hubungan saya dengan berbagai orang yang mendukung saya di Kota Maebashi," tegasnya.