Nyawa Harus Dibayar Nyawa, Keluarga Anak Korban Penculikan Tolak Emas 10 Gram
* Kasus penculikan dan pembunuhan anak di Makassar

KABAR.NEWS, Makassar - Keluarga anak korban penculikan dan pembunuhan bernama Muh. Fadli Sadewa di Kota Makassar, Sulsel, menolak emas 10 gram dari keluarga tersangka agar kasus ini dihentikan.
Hal itu diungkapkan tante korban, Erni. Perempuan 31 tahun tersebut mengaku hendak disogok pihak keluarga tersangka berinisial A dengan emas.
"Mamanya bilang waktu tersangka A baru ditangkap dia bilang tenang maki Bu jangan maki terlalu ribut saya bisa ganti nyawa anak ta dengan emas 10 gram," ucap Erni kepada wartawan di Makassar, Selasa.
"Dia bilang jangan maki cariki anakta, saya bisa saya ganti dengan emas 10 gram. Dia sampaikan begitu sama keluargaku," imbuh Erni, menirukan perkataan keluarga tersangka A.
Namun, secara tegas Erni dan keluarganya menolak permintaan Ibu dari tersangka A.
"Mungkin dia bilang kita tergiur dengan emasnya karena dia sebut-sebut banyak emasnya makanya dia mau kasi kita emas 10 gram untuk diam," tandasnya.
Pihak keluarga pun meminta kepada aparat penegak hukum (APH), tersangka dihukum seberat-beratnya. Kedua tersangka menculik dan membunuh Fadli dengan motif hendak menjual organ tubuh anak 11 tahun tersebut.
"Saya mau tersangka dihukum setimpal, nyawa harus dibayar nyawa. Saya sudah sakit hati sekali sudah dari kemarin kita cari ternyata ditemukan sudah meninggal," tutur Erni.
Sebelumnya, Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto mengatakan tersangka F tergiur dengan harga penjualan organ tubuh manusia di dunia maya.
"Pergaulan tersangka ini diwarnai dengan hal negatif. Contohnya, tersangka mengkonsumsi konten negatif di internet. Tentang jual beli organ tubuh," kata Budhi Haryanto kepada awak media saat jumpa pers di Mapolrestabes Makassar, Selasa (10/1/2023).
Tersangka A kata Budhi, ingin menjual organ tubuh korbannya karena ingin memiliki banyak uang.
"Dari situ, tersangka terpengaruh. Ingin menjadi kaya. Ingin memiliki harta sehingga munculah niatnya tersangka melakukan pembunuan. Rencananya, organ dari anak yang dibunuh ini akan dia jual," ungkapnya.
Namun, ia menegaskan, tersangka bukan jaringan penjual organ tubuh. Mereka hanya terjebak dalam situs internet negatif.