Nakes Ragu Divaksin, DPRD Makassar: Sosialisasi Pemkot Tak Tuntas
- Dinkes Makassar belum sosialisasi

KABAR.NEWS, Makassar - Tenaga kesehatan (Nakes) yang masuk sebagai daftar sasaran program vaksinasi tahap pertama ragu untuk disuntik. Anggota DPRD Kota Makassar menilai pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Makassar belum tuntas melakukan sosialisasi.
Salah seorang nakes yang bertugas di salah satu rumah sakit (RS) yang menjadi penyanggah pasien Covid-19, berinisial ID mengungkapkan telah menerima pesan SMS dari Kementerian Kesehatan sebagai orang yang masuk daftar vaksinasi. Namun, ia mengaku belum memutuskan apakah akan ikut arahan Kemenkes atau tidak.
"SMS sudah ada, tetapi agak ragu juga untuk ikut vaksin," kata ID yang bertugas sebagai Asisten Apoteker di salah satu RS, Rabu (6/1/2021). Apalagi, sebagai orang punya basic keilmuan sebagai apoteker, ia tahu betul setiap obat atau vaksin selalu saja ada efek sampingnya.
"Kita kan belum tahu betul apa efek samping dari vaksin ini, hanya saja kami di farmasi tahunya selalu ada efek samping dari obat. Dan pasti itu ada,"katanya lagi.
Walau begitu, sebagai orang yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 saat bertugas di Satgas, ID tidak menampik perlunya vaksinasi. Hanya saja sejauh ini baik dari pihak RS maupun Dinas Kesehatan Makassar belum mensosialisasikan kepada nakes terkait vaksinasi dalam rangka memberikn keyakinan akan amannya vaksin tersebut disuntikkan ke tubuh nakes.
"Sejauh ini belum ada, padahal kan tidak semua nakes ini paham, ada juga takut bahkan menolak untum divaksin. Seperti saya juga masih berpikir dulu," katanya.
Anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Makassar, Irwan Djafar mengatakan, Pemkot sebagai kota metropolitan harusnya lebih awal melakukan edukasi kepada nakes terlebih kepada masyarakat yang nantinya akan divaksin. Memberi pemahaman bahwa vaksin tersebut aman dan tidak seperti informasi yang selama ini diterima orang akan efek samping dari vaksin.
"Kalau nakes saja menolak, bagaimana masyarakat. Ini artinya sosialisasi Pemkot tidak tuntas,"katanya.
Apalagi menyusul jadwal penyuntikan yang akan dilakukan pada 14 Januari mendatang makin banyak informasi bohong (hoaks) yang kemudian beredar di masyarakat akan dampak vaksin.
"Perlu ada sosialisasi massif bahwa vaksin itu tdk berbahaya karena sdh melalui beberapa uji coba dan tahapan-tahapan di lobarotirum sudah dilaksanakan sebelum vaksin itu siap untuk dikeluarkan," katanya.
Ia juga meminta kepada warga untuk tidak percaya hoaks utamanya nakes. Sebab terbukti di luar negeri seperti warga US antrean begitu panjang hanya untuk mendapat vaksin, meski tidak semua bisa divaksin karena jumlahnya yang terbatas.
Penulis: Rahma Amin/A