Mesin ATM di Bali Dinonaktifkan Menjelang Hari Raya Nyepi
* Bertahap mulai 21 Maret 2023

KABAR.NEWS, Denpasar - Sarana penarikan uang tunai dan kegiatan transaksi lainnya dengan menggunakan mesin ATM di Provinsi Bali, akan dinonaktifkan menjelang Hari Suci Nyepi Caka 1945.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho. Ia mengatakan, mesin ATM dinonaktifkan bertahap mulai Selasa, 21 Maret 2023.
"Mesin ATM akan dinonaktifkan atau tidak beroperasi mulai 21 Maret pukul 10.00 Wita dan akan kembali beroperasi seperti biasanya mulai 23 Maret 2023 pada pukul 07.00 Wita," kata Trisno di Denpasar, Minggu (19/3/2023).
Oleh karena itu, untuk pemenuhan kebutuhan uang tunai, ia mengimbau masyarakat agar dapat dilakukan sebelum jadwal penonaktifan mesin ATM oleh perbankan. Hari Suci Nyepi pada tahun ini jatuh pada 22 Maret 2023.
Selain itu, untuk penyelesaian transaksi lainnya dapat dilakukan secara non-tunai melalui internet banking/mobile banking.
"Untuk layanan perbankan yang berbasis elektronik atau digital seperti mobile banking tetap beroperasi seperti biasanya sepanjang ditunjang dengan sarana jaringan komunikasi atau internet," ujarnya.
Ia menambahkan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) menjelang Nyepi juga tidak beroperasi pada 21-23 Maret 2023.
"Dengan demikian, kegiatan layanan penarikan dan penyetoran kas perbankan, serta kegiatan pertukaran warkat debet (cek/bilyet giro) ditiadakan.
Selanjutnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali akan kembali membuka layanan seperti biasanya pada 24 Maret 2023.
Selain itu, Trisno juga menyampaikan kebutuhan uang tunai di wilayah Bali menjelang Hari Nyepi dan memasuki bulan Ramadhan, diproyeksikan akan meningkat sebesar 5 persen yaitu dari sebesar Rp2,82 triliun pada tahun 2022 menjadi sebesar Rp2,98 triliun pada tahun 2023.
Demikian pula dengan transaksi digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mengalami peningkatan dari Rp104,3 miliar pada Januari 2022 menjadi Rp383 miliar pada Januari 2023 atau meningkat sebesar 267 persen (yoy).
"Untuk memenuhi kebutuhan uang tunai dengan jumlah yang cukup dan jenis pecahan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Bank Indonesia telah menyediakan uang tunai sebesar Rp4,36 triliun," kata Trisno.