Mahasiswa Desak Pemprov Sulsel Tuntaskan Pengaspalan di Ruas Burau Lutim

* Masih banyak jalan berlubang karena cuma ditambal

Mahasiswa Desak Pemprov Sulsel Tuntaskan Pengaspalan di Ruas Burau Lutim
Aksi unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Luwu Timur di depan kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Selasa (27/9/2022). (IST)






KABAR.NEWS, Makassar - Jalan trans Sulawesi yang membentang di Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan, masih dalam kondisi rusak.


Ruas yang menghubungkan Provinsi Sulsel dengan Sulawesi Tenggara itu belum juga dikerjakan secara menyeluruh dan maksimal oleh pemerintah. Masih terdapat sejumlah lubang yang membahayakan pengguna jalan.


Berangkat dari kondisi itu, mahasiswa yang menamakan kelompoknya Aliansi Mahasiswa Luwu Timur mendatangi kantor Gubernur Sulsel di Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Selasa (27/9/2022). (Baca juga: Bahayakan Pemudik, PUPR Sulsel diminta Perbaiki Jalan Rusak di Burau Lutim)


Mereka menyampaikan tuntutan agar Kementerian PUPR melalui Pemprov Sulsel sebagai perpanjangan pemerintah pusat di daerah, segera memperbaiki kerusakan jalan poros tersebut secara menyeluruh.


Jenderal lapangan demonstrasi Aliansi Mahasiswa Lutim, Ardy mengatakan, perbaikan jalan di Burau jauh dari harapan. Sebab, masih terdapat jalan rusak khususnya di Desa Bonepute, Lewonu, hingga Desa Lambara. 


"Pasalnya  dari pihak terkait telah menjanjikan perbaikan menyeluruh pada ruas jalan tersebut pada bulan Agustus kemarin, namun hingga akhir September ini belum ada perbaikan yang menyeluruh pada ruas jalan tersebut," kata Ardi menyampaikan tuntutannya dalam keterangan tertulis kepada KABAR.NEWS.

Kondisi jalan Trans Sulawesi di Desa Bonepute, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, yang diabadikan oleh Google Street View pada Agustus 2022. (Tangkapan Layar/Google Street View)


Sebagai representasi masyarakat Lutim yang ada di Makassar, mereka sangat kecewa terhadap Pemprov Sulsel khususnya Dinas PUPR yang hanya menambal jalan berlubang di Burau. Padahal ruas tersebut setiap harinya dilalui kendaraan bertonase berat.


"Pemerintah provinsi telah menjanjikan perbaikan yang menyeluruh di ruas jalan burau pada bulan agustus, namun hingga kini yang ada hanya penambalan yang kami anggap sangat tidak efektif dan hanya bersifat sementara," tambah Ardy.


Dia menyebut, ruas Burau yang ditambal Dinas PUPR Sulsel kini sudah rusak kembali. Beberapa lubang menyebabkan kecelakaan lalu lintas hingga memakan korban luka dan meninggal dunia. Maka dari itu, aliansi mendesak perbaikan menyeluruh di ruas tersebut demi keselamatan bersama.


Sebagai bentuk protes, kata Ardi, warga sekitar Burau memasang tanaman di jalan berlubang. Jika hujan, aspal berlubang cukup besar tersebut tergenang dan kerap mencelakakan pengguna jalan. (Baca juga: WCD 2022, Pemuda Burau Lutim Aksi Bersih di Pantai Lemo)

Warga memasang tanaman pada jalan berlubang di ruas trans Sulawesi, Burau, Luwu Timur. (IST)


Terkait aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulsel, Ardy mengaku kecewa karena pihak pemprov dianggap melemparkan tanggung jawab perbaikan jalan tersebut kepada pekerja teknis.


"Kami yang tergabung dalam aliansi sangat kecewa terhadap sikap acuh tak acuh dari pihak Pemprov Sulsel saat audiens. Bukannya memfasilitasi kami, tetapi hanya melempar tanggung jawab kepada pelaku teknis," kata Ardy.