Lurah Tonro Kassi Bantah Provokatori Hendak Keroyok Jubir Covid-19 Jeneponto
Tapi akui mendorong

KABAR.NEWS, Jeneponto - Lurah Tonro Kassi, Kecamatan Tamalatea, Jeneponto, Sulawesi Selatan, Muhammad Haidir angkat bicara usai dirinya disebut sebagai provokator yang memicu keributan di rumah pasien meninggal dunia positif Covid-19.
Tudingan tersebut sebelumnya dilontarkan oleh Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Jeneponto, Suryanigrat. Ia nyaris dikeroyok oleh keluarga pasien corona yang meninggal dunia beberapa hari lalu.
Haidir menceritakan di rumah duka pada malam hari tersebut sudah ada kepastian bahwa Kepala Dinas Kesehatan, Nursanty Mansyur akan membawa sejumlah keinginan pihak keluarga. Salah satunya adalah bukti pasien benar terkonfirmasi positif Corona.
"Karena ibu kadis juga sudah minta maaf mungkin akan mengevaluasi rumah sakit tentang penangan Covid-19," ujarnya kepada KABAR.NEWS saat ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (31/7/2021) siang.
Ia tak membenarkan bahwa dirinya disebut sebagai provokator sehingga warga nyaris mengeroyok Jubir Satgas. "Tentunya saya mengelak kalau saya provokator," jelasnya.
Meski demikian, ia sempat menepis Hp Jubir Satgas saat memperlihatkan bukti pasien terkonfirmasi melalui PDF. Hal itu kemudian membuat dirinya emosi.
"Saya hanya menepis hp-nya kan dia pegang Hp. Saya tepis dulu bukan itu yang yang diminta saya punya keluarga. Karena dia perlihatkan hp-nya melalui PDF belum dia bawa suratnya. Hasilnya masih ada di mobil. Saya tepis begini bukan itu yang diminta," ungkapnya.
Setelah menepis Hp Jubir Covid-19, ia kemudian membuka maskernya. Ada segelintir ucapnya yang membuat dirinya tersinggung sehingga mendorong Jubir Satgas.
"Saya buka masker itu. Mungkin ada perkataannya yang menyinggung sama saya sampai mendorongnya. Tidak usahlah saya sebut apa yang dia bilang mudah-mudahan dia bisa terus terang juga seperti saya," katanya.
Tepisan tersebut kemudian membuat warga sekitar mulai terpancing. Ada beberapa warga mendatangi Haidir dan menayakan apa yang dialami.
"Cuman ada keluarga satu orang datang bilang, kamu kenapa Karaeng Romo. Ahh!, ada polisi juga. Dan saya tidak bergerak, berdiam dulu sejenak. Mungkin dia pergi ambil surat dan ayun-ayungkan ini suratnya. Terpancing lah juga orang," pungkasnya.
Penulis: Akbar Razak/B