Kunjungi Pulau Lantigiang, Gubernur Sulsel: Tidak Mungkin Diperjualbelikan
Kasus dijualnya Pulau Lantigiang disidik Polres Selayar.

KABAR.NEWS, Makassar - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah bersama Bupati Kepulauan Selayar, Basli Ali mengunjungi Pulau Lantigiang yang saat ini bersengketa karena dijual oleh warga kepada Asdanti Baso.
Nurdin mengaku dirinya bersama Basli Ali telah mengungjungi Pulau Lantigiang yang berada di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kabupaten Selayar.
Kehadirannya di Pulau Selayar untuk meninjau langsung kondisi Pulau Lantigiang yang belakangan ini ramai diperbincangkan masyarakat akibat beredarnya informasi terkait proses jual beli pulau tersebut.
"Kita baru saja mengunjungi Pulau Lantigiang bersama pak bupati. Jadi sebenarnya pulau ini sejarahnya masuk dalam kawasan Nasional Taka Bonerate. Kebetulan ada masyarakat Selayar bersuamikan orang Jerman. Itulah yang mencoba menegosiasi dengan kepala desa," kata Nurdin Abdullah melalui keterangan diterima KABAR.NEWS, Rabu (3/2/2021).
Nurdin Abdullah mengatakan tak akan ada proses jual beli di Pulau Lantigiang, karena sekarang dalam proses hukum. Sehingga Pulau Lantigiang ini tetap seperti semula dan tidak akan ada proses pembangunan resort, meski Nurdin mengakui Pulau Lantigiang memiliki potensi pariwisata cukup besar.
"Saya melihat memang pulaunya tidak besar, tidak luas, tetapi pantainya memang cukup menarik. Kita juga sudah lihat rencana besar investor ini akan membangun resort di atas air. Tadi Pak Bupati Selayar juga sudah mengatisipasi supaya itu tidak bisa dilakukan," ucapnya.
"Karena ini adalah masuk Kawasan Nasional Taka Bonerate. Jadi, saya kira pulaunya sendiri, saya kira tidak akan mungkin untuk dibeli oleh siapa pun, karena sudah menjadi kawasan nasional," sambungnya.
Selain mengunjungi Pulau Lantigiang, Nurdin Abdullah juga mengunjungi Pulau Kayuadi di Kepulauan Selayar, juga berada di Kawasan Taka Bonerate.
"Kami juga mengunjungi (Pulau) Kayuadi untuk melihat rencana pembangunan air port (bandara). Karena memang Atol terbesar ketiga dunia, itu ada di Takabonerate. Itu akses menuju ke taman nasional. Ini luar biasa taman nasional kita," ungkapnya.
Olehnya itu, NA sapaan akrabnya berharap pembangunan bandara sudah dilakukan sebelumnya, proses pembangunannya akan kembali dilanjutkan demi menunjang destinasi wisata di Kepualauan Selayar, khususnya di Sulsel.
"Mudah-mudahan ini bisa dilanjutkan bersama. Sehingga Taman Nasional Takabonerate bisa menjadi salah satu destinasi wisata Sulawesi Selatan," tuturnya.
Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu menegaskan tak akan ada pulau di Sulsel dimiliki secara pribadi atau diperjual belikan.
"Saya kira soal pulau, Insyaallah itu tidak akan mungkin bisa diperjual belikan. Kepada seluruh masyarakat, saya berharap Taman Nasional Taka Bonerate ini adalah kawasan strategis yang tentu kita lindungi dari berbagai upaya ingin merusak," ucapnya.
Dikatakan juga, bahwa pihaknya melalui Bupati Selayar telah mengambil langkah hukum guna memproses pihak-pihak yang telah melakukan proses jual beli di Pulau Lantigiang.
"Saya kira sudah, jadi Pak Bupati sudah mengambil langkah-langkah dan sekarang kasusnya ada di kepolisian tetapi pulaunya sendiri tidak jadi (dijual). Karena memang baru panjar Rp 10 juta. Dan tidak akan mungkin ada aparatur pemerintah yang bisa membuat transaksi itu," jelasnya.
Nurdin juga menegaskan Pulau Lantigiang sama sekali belum tersentuh.
"Di sana disebutkan ada kelapa, itu enggak ada. Sama sekali tidak ada, itu tadi mengecek, masih alami, tidak ada sentuhan-sentuhan manusia. Kalau ada yang mengatakan mereka turun-temurun, kelapa dan sebagainya, Itu tidak ada," kata dia.
"Saya kira sudah selesai, tidak usah dipersoalkan lagi, karena pulauanya juga masih (ada) Kalau saya melihatnya masih dalam wacana. Sehingga baru panjar 10 juta, dari rencana 900 juta yang mereka rencana transaksikan," kata NA.
Penulis: Darsil Yahya/A