Kronologi Kebakaran yang Tewaskan Satu Keluarga di Jeneponto
- Versi tetangga

KABAR.NEWS, Jeneponto - Kebakaran menewaskan satu keluarga di Desa Bontomatene, Kacamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Selasa (26/1/2021) sekitar pukul 23.45 WITA. Detik-detik amuk si jago merah disaksikan warga sekitar.
Rumah terbakar tersebut adalah milik Daeng Tengang (65). Daeng Tengang bersama istri, anak dan menantu serta dua orang cucunya meninggal terpanggang. Seorang warga bernama M Iksan (32) yang juga keluarga korban menjelaskan terkait kronologi peristiwa tersebut.
Iksan mengatakan, kepulan asap dari rumah panggung ini pertama kali dilihat oleh para pemuda pengunjung kafe yang berada tepat di sampingnya. Asap disebut muncul dari teras rumah. (Lihat juga: Kebakaran di Bontomatene Jeneponto, Satu Keluarga Tewas Terpanggang)
"Terus dia lihat asap makanya dia keluar dan berteriak kebakaran-kebakaran," ujarnya saat dikonfirmasi KABAR.NEWS, Rabu (27/1/2021).
Setelah melihat kepulan asap sambil berteriak kebakaran, salah satu dari mereka melempar batu ke atas rumah korban. Hal itu dilakukan untuk membangunkan korban dan menyampaikan bahwa rumahnya sedang terbakar.
"Sempat salah satu anak muda yang ngumpul ini melempar batu ke atas rumah korban sambil bilang 'woy bangun kebakaran rumah ta," jelasnya.
Namun, teriakan dan lemparan batu itu tak membuahkan hasil. Tak satupun dari korban yang menyaut. Saat api mulai membesar, terdengar ada suara ledakan di bawa kolong rumah korban.
Mendengar teriakan dari anak muda itu, Iksan kemudian berlari keluar dari rumahnya. Jarak rumahnya dengan lokasi kejadian hanya sekitar 30 meter saja. Kesaksian yang ia lihat pertama kali saat api masih berada di bagian depan dan menyebar ke belakang.
"Kalau saya sudah tidak tahu dan tidak dengar kalau dia (korban-red) masih hidup atau apa. Yang jelas kita tidak lihat ada orang. Api semua kita lihat," tutur Iksan. (Lihat juga: Kebakaran di Jeneponto, Bayi 8 Bulan Ditemukan Hangus Dipelukan Ayah-Ibu)
Dia nengaku bahwa kondisi pada malam tadi sangat sunyi. Tak banyak orang yang begadang. Kendaraan pun hanya sesekali melintas. "Sunyi sekali waktu malam itu, jarang sekali motor lewat," katanya.
Kata dia, warga setempat juga sudah melakukan upaya dengan cara mengambil ember untuk menyiram api tersebut. Namun, air irigasi yang ada di depan rumah korban itu kosong.
Dia menambahkan, saat api padam dan petugas Damkar tiba di lokasi. Ia dan warga serta petugas damkar melakukan pencarian terhadap korban. Alhasil, 6 korban ditemukan tewas terbakar.
"Kita keliling dulu cari, jangan sampai dia kabur atau panik. Tapi, kita temukan mereka dalam keadaan mengenaskan," pungkasnya.
Penulis: Akbar Razak/A