Kronologi Dukun di Jeneponto Nyaris Ditembas OTK, Berawal dari Pasien Meninggal

*Pasien dianggap tumbalnya dukun

Kronologi Dukun di Jeneponto Nyaris Ditembas OTK, Berawal dari Pasien Meninggal
Kondisi salah satu ruangan rumah terduga dukun di Jeneponto, Sulawesi Selatan, yang dirusak massa tidak dikenal, Senin (16/5/2022). (KABAR.NEWS/Akbar Razak)






KABAR.NEWS, Jeneponto - Ratusan orang tidak dikenal merusak dan melukai pemilik sebuah rumah di BTN Sammolo, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, pada Senin (16/5/2022). 


Rumah yang jadi sasaran amuk massa tersebut merupakan milik pria bernama Ente (43). Ente merupakan "orang pintar" atau dukun yang dianggap masyarakat memiki kemampuan mengobati orang sakit. 


Kepada KABAR.NEWS, Ente menceritakan ihwal penyerangan tersebut. Pada Minggu, 15 Mei 2022, rumahnya didatangi enam orang dengan maksud membawa seseorang untuk berobat.


Belum masuk ke dalam rumah, salah satu pasien tiba-tiba muntah darah. Ente kemudian menyuruh beberapa orang itu agar membawa masuk pasien.


Salah satu dari mereka, masuk ke dapur rumah untuk mengambil air sembari untuk diberikan kepada pasien. Tak berselang lama, pasien itu meninggal dunia.


"Pas di teras rumah, langsung muntah darah. Di situ langsung meninggal. Jadi saya bilang, meninggalmi ini, jadi saya langsung bawah masuk karena saya juga tidak tega di luar saya simpan. Belum saya apa-apain," kata Ente saat ditemui di RSUD Lanto Daeng Pasewang Jeneponto, Senin.


Keesokan harinya Senin (16/5/2022) hari ini, pihak keluarga pasien menuduh Ente bahwa korban yang meninggal dunia tersebut adalah tumbal. Padahal, Ente mengaku tak pernah membuatkan air obat.


"Dan akhirnya katanya tadi, mamanya meninggal. Meninggalmi itu saya mi dia bilangi jadikan tumbal. Buktinya di mana? karena biar air saya tidak bikinkan," jelasnya.


Tak hanya itu, Ente mengaku bahwa pasien tersebut baru kali pertama berobat. Bahkan, pasien yang meninggal itu ingin sekali diobati. "Tidak ji baru itu, tapi diluar muntah darah baru meninggal," katanya.


Bahkan, ketika pasien itu hendak meninggal dunia, pihak keluarga pun turut menyaksikan. "Tidak, istrinya sendiri yang ambilkan di dalam tempat air. Lari ke luar dia kasih minumkan begitu. Ada memang keluarganya yang bawah satu mobil, dia lihat istrinya anaknya. Tidak ada, saya tidak apa-apain," ucapnya.

Rumahnya Diserang Massa membawa Senjata Api


Ente mengaku pasca pasien tersebut meninggal, pihak keluarga pun berterima kasih karena sudah menolong korban. Bahkan, darah yang berceceran di halaman rumah dibersihkan.


"Baik-baik ji, bahkan dia berterima kasih karena kita rawat orang tuaku. Untungka di sini ji di rumah ta meninggal. Apalagi kalau di jalan meninggal. Dia sempat minta sarung saya tolong, darahnya saya cuci di rumah, masih ada baskom-nya di rumah," ungkap Ente.


Ia mengaku rumahnya menjadi sasaran amuk keluarga pasian. Karena, waktu itu dia bersama anaknya yang masih kecil sedang duduk-duduk di halaman rumah.


Saat massa masuk ke dalam rumah, Ente langsung berdiri di samping pintu keluar sambil memeluk anaknya yang kecil. Ia tak lari karena massa sudah mengepung rumahnya. Ia yang berdiam diri sambil mengucapkan kalimat "Allahu Akbar".


"Langsung menyerang tanpa ada sekata pun. Dia lewat belakang, samping dan depan. Pokoknya itu rumah dia kelilingi," katanya.


Salah satu massa ada membawa pistol masuk ke dalam rumah sambil mengatakan jika dirinya akan mengamuk. Namun, saat pria itu hendak menarik senjata api, Ente langsung menahan dan mengajaknya berdiskusi.


"Saya mau tembak kau, tapi saya bilang jangan. Saya tahan tangannya. Saya rela mati kalau memang saya bersalah," kata Ente.


Tak sampai di situ, massa yang sudah naik pitam langsung mengayunkan parang ke Ente dan melukainya.


"Lailahaillallah, sempat saya dipotong saya bilang, Allahu Akbar. Untung anakku itu yang kecil bilang, sebutki mak Allahuakbar langsung na kenna tanganku," kata dia.


Khawatir dengan kondisi ibunya, sang anak bernama Idul (21) langsung beranjak ke rumah untuk memastikan kondisi sang ibu.


Namun naas, belum melihat sang ibu, massa justru melukainya menggunakan parang hingga dilempari batu. "Banyak lukanya anakku, tangannya kena parang, pundak juga memar-memar karena dilempari batu," pungkasnya.


Penulis: Akbar Razak/A