Korban Tewas Gempa Turki Nyaris Tembus 1.000 orang

* Turki telah membuka bantuan dunia internasional

Korban Tewas Gempa Turki Nyaris Tembus 1.000 orang
Tim penyelamat mengevakuasi korban tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di Osmaniye, Turki, Senin (6/2/2023). (AFP)

KABAR.NEWS, Istanbul - Gempa bumi berkekuatan 7.4 magnitudo yang mengguncang bagian selatan Turki pada Senin (6/2/2023) pagi menewaskan hampir seribu orang menurut update terbarut yang dirilis kantor berita AFP.


Badan Penanggulangan Bencana dan Kondisi Darurat Turki (AFAD) mengatakan gempa berkekuatan 7,4 mengguncang wilayah selatan Turkiye pada pukul 4.17 pagi (01.17GMT) dan pusat gempa di distrik Pazarcik, provinsi Kahramanmaras.


Gempa ini terasa di 10 provinsi Turki antara lain Gaziantep, Sanliurfa, Diyarbakır, Adana, Adıyaman dan Malatya. Guncangan juga terasa di Osmaniye, Hatay, dan Kilis sangat terdampak oleh gempa tersebut.


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebutkan jumlah korban akibat gempa telah mencapai 912 orang. Banyaknya korban jiwa disebabkan karena tertimpah reruntuhan bangunan, Gempa tersebut juga menewaskan ratusan jiwa di Suriah.


"Bersamaan dengan klaim Presiden Turki Erdogan bahwa 912 orang tewas akibat gempa di Turki, setidaknya 326 orang juga tewas di bagian Suriah yang dikuasai pemerintah," tulis AFP di Twitter, Senin petang.


Menurut kantor berita Anadolu Agency, Erdogan mengatakan tim penyelamat AFAD dan unit lainnya segera dikirim ke daerah yang terkena dampak gempa.


"Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan, AFAD, gubernur provinsi, dan semua lembaga lainnya mulai bekerja dengan cepat,” ujar Erdogan.


“Kami juga sedang mengoordinasikan operasi kami setelah gempa. Kami berharap bencana ini dapat kita lewati bersama secepat mungkin dan dengan kerusakan yang paling sedikit,” imbuh dia.


Turki mengeluarkan status tanggap darurat level-4, yang mencakup seruan atas bantuan dari masyarakat internasional, kata AFAD dalam pernyataan tersebut.


Badan bantuan TurkiAFAD merilis pernyataan yang mengatakan, "Setelah diskusi dengan Kementerian Luar Negeri, kami memohon bantuan internasional untuk pencarian dan penyelamatan melalui ERCC (Pusat Koordinasi Tanggap Darurat).”


“Tawaran bantuan telah diterima dari banyak negara, terutama Belanda, Azerbaijan, Inggris,” tambah AFAD.