Klarifikasi Wabup Jeneponto Soal Dirinya Diklaim "Disandera" Warga

- Paris datang membesuk warga yang sakit

Klarifikasi Wabup Jeneponto Soal Dirinya Diklaim "Disandera" Warga
Wakil Bupati Jeneponto Paris Yasir. (Dok. Humas)






KABAR.NEWS, Jeneponto - Wakil Bupati Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Paris Yasir, membantah klaim warga yang menyebut dirinya disandera oleh pemuda karena masalah pencopotan Lurah Balang Beru, Kecamatan Binamu.


Dia menegaskan tidak disandera saat berkunjung ke salah satu rumah kepala lingkungan di Kelurahan Balang Beru. Dia memastikan berkunjung ke tempat itu untuk membesuk seseorang yang sakit.


"Tidak ada penyandraaan dan kalau ada penyanderaan siapa yang sandera? yang benar ialah, pada saat itu saya singgah di rumah kepala lingkungan Daeng Ruddin untuk menjenguk beliau yang lagi sakit," kata Paris dalam keterangan tertulis yang diterima KABAR.NEWS dari Kabag Humas Jeneponto, Selasa (2/1/2021).


Setelah menjenguk warga yang sakit di Balang Beru, di depan lorong rumah Daeng Dudding terdapat beberapa kumpulan orang yang sedang ribut-ribut.


Ia kemudian keluar untuk menemui warga. Alhasil, orang sedang yang ribut-ribut tersebut rupanya masyarakat setempat yang hendak mempertanyakan tentang status Lurah Balang Beru yang diganti serta pemberhentian kepala lingkungan. 


"Saya keluar menemui mereka dan berdialog karena mereka pertanyakan terkait kepala lingkungan serta pergantian lurah dan sudah kami beri jawaban," terangnya.


Setelah berdialog, warga kemudian membubarkan diri masing-masing. Di tempat yang sama, Paris juga berpamitan pulang kepada pemilik rumah.  "Setelah itu bubar dan saya pamit sama pemilik rumah (Daeng Ruddin-red), jadi yang disandera siapa?" katanya. 


Sebelumnya, seorang pemuda Balang Beru, Herdiawan, mengklaim bahwa sempat menahan Wabup Paris di rumah warga karena dianggap berusaha mengintervensi polemik pencopotan sejumlah kepala lingkungan dan Lurah Balang Beru.


"Bahkan saya harus sampaikan jujur bahwa beberapa malam lalu masyarakat Balang Beru itu menahan wakil bupati, Paris Yasir, yang berkunjung ke rumah mantan lingkungan yang kami tidak tahu apa maksud tujuannya," kata Herdiawan dalam keterangan tertulisnya.


Paris melanjutkan, kedatangannya ke Kelurahan Balang Beru juga masih mengenakan pakai dinas. Oleh karena itu, dia tidak menerima jika disebut disandera atau ditahan masyarakat setempat ihwal protes warga karena lurahnya dicopot. Pernytaan Paris ini juga sekaligus menjadi hak jawab pemberitaan sebelumnya.


"Kalau beritanya saya disandera siapa yang disandera dan saya masih berpakaian seragam saat itu dan masih dalam dinas dan itu simbol negara yang melekat," jelasnya. 


Paris mengatakan, baju dinas yang melekat padanya merupakan simbol negara. Misalnya saja, jika dirinya disandera tentu harus ada laporan polisi.  "Jika simbol negara melekat dan tersandera maka harus ada laporan polisi disana tapi inikan tidak ada kejadian seperti itu," tegas Paris. 


Bahkan, dia juga menyebut, bahwa foto yang beredar tentang dirinya mendatangi rumah Daeng Rudding ialah foto tentang history pribadinya di media sosial. Pernytaan Paris ini juga sekaligus menjadi hak jawab pemberitaan sebelumnya.


"Bahkan foto yang dimunculkan itu adalah foto histori saya dan saya bersama tuan rumah dan beberapa warga berbicara dengan santai," tegas Paris. 


"Jadi hak jawab saya ini sebagai bentuk kepatuhan saya terhadap Undang-undang pers nomor 40 yang memberikan ruang di sana kepada siapapun untuk memberi sanggahan dan jawaban atas pemberitaan yang mungkin dapat merugikan secara personal," tandas Paris.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Redaksi KABAR.NEWS memohon maaf kepada Wabup Jeneponto, Paris Yasir, atas kekeliruan berita Tak Terima Lurah Dicopot, Warga Sandera Wabup Jeneponto. KABAR.NEWS tetap melakukan upaya konfirmasi kepada Paris sebelum berita tersebut ditayangkan.