Kisah Syaharuddin Alrif kembangkan Porang: Pernah Diragukan, Kini Raih Penghargaan Nasional

Penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama

Kisah Syaharuddin Alrif kembangkan Porang: Pernah Diragukan, Kini Raih Penghargaan Nasional
Syaharuddin Alrif di tengah kebun Porangnya di Desa Talawe, Kecamatan Sidenreng, Sidrap. (Istimewa)






KABAR.NEWS, Makassar - Pembina Kelompok Tani Semangat Milenial Sidrap, Syaharuddin Alrif atau Syahar, akan menerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama pada rembuk paripurna Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA)


Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) itu  akan menerima penghargaan tersebut di Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Kamis (23/9/2021), karena dinilai berhasil merintis dan mengembangkan pertanian Porang di Kabupaten Sidrap. 


Namun, jauh sebelum diganjar penghargaan KTNA, Syahar sempat dicibir sebagian orang. Sebabnya adalah dia terbilang berani menanam Porang di lahan tandus yang hanya ditumbuhi padang ilalang di Desa Talawe, Kecamatan Sidenreng, Sidrap. Itu dilakukan Syahar pada tahun 2019.


Syahar menerima saja cibiran itu karena ada benarnya. Porang yang ditanam perdana di lahan 50 Hektare, itu banyak mati, sisanya kerdil dan pertumbuhannya lambat. Tapi hal itu tak membuat Syahar. Justru, menjadi pelecut semangat untuk menggarap Porang lebih serius.


"Saya harus buktikan bahwa saya bisa kerja kebun," kata Syahar menyemangati diri. "Karena memang saya anak petani," tambah Syahar, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/9/2021).


Dengan semangat itu, Syahar tak hirau kulitnya terpanggang matahari atau sekujur tubuhnya menggigil diguyur hujan deras demi bertani Porang. Berbagai cara dilakukan untuk sukses dan fokus pada tanaman Porang.


Tanah tandus diolah dengan memberi ratusan ton sekam padi dari pabrik penggilingan beras yang tak jauh dari lokasinya. Lalu ditanami puluhan ribu pohon pisang dengan maksud pohon pelindung yang cepat, mudah tumbuh dan produktif. 


"Bertani itu kerja, kerja dan bekerja sambil mempelajari perkembangan hal apa yang sejatinya dilakukan lagi," urainya.


Berselang delapan bulan, pisang tumbuh lebat dan porang menampakkan hasil yang menggembirakan, sudah ada Katak atau buah porang yang setiap pohonnya 2 sampai 5 buah katak.  


Kesuksesan ini membuat banyak orang decak kagum, termasuk yang awalnya mencibir karena tidak percaya porang bisa tumbuh di tanah tandus. Tak hanya porang dan pisang yang dikembangkan, kini ratusan batang kelor, sukun dan lainnya tumbuh lebat.  


Lahan yang awalnya 50 Ha, kini sudah 85 Ha, Agar petani binaanya lebih semangat dan sejahtera, di selah lahan Porang yang agak rendah ditanami padi dan ikan peliharaan.


Keberhasilan Syahar bertani Porang membawa namanya harum di berbagai pelosok negeri. Sekretaris Partai NasDem Sulsel ini tak hanya disibukkan memimpin rapat dan melayani tamu di parlemen, tapi juga harus cerdas dan lebih disiplin menerima tamu di Sekolah alam porang binaanya.


Mulai dari kelompok tani, pejabat, politisi dari berbagai daerah hingga pejabat pusat, seperti menteri datang belajar tentang bercocok tanam porang di kebunnya. Belum lagi undangan untuk mengajar bertani porang dari berbagai daerah dan provinsi.


Sederet proses itulah mendorong Kelompok kontak Tani Nelayan Andalan, lewat surat nomor : 048/KTA-NAS/09/2021, mengundang Syahar untuk menerima Penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan Utama, penghargaan tertinggi dari KTNA Nasional.


Dengan penghargaan ini Syahar bersyukur. Tapi, menurutnya, bertani bukan untuk meraih penghargaan. Lebih dari itu, demi meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani. 


"Ya, alhamdulillah kesemuanya ini adalah refleksi kolektif dari sebuah etos kerja Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei Pammase Dewata (Hanya dengan kerja tak kenal putus asah Rahmat Allah akan tercurah)," tandas Syahar.