Kementerian Pariwisata usulkan Mangkok Coto Makassar dan Pallubasa Dibedakan

* Kuliner ditetapkan sebagai subsektor ekonomi kreatif unggulan Kota Makassar

Kementerian Pariwisata usulkan Mangkok Coto Makassar dan Pallubasa Dibedakan
Makanan tradisional Coto Makassar. (KABAR.NEWS/Arya Wicaksana)






KABAR.NEWS, Makassar - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI menetapkan kuliner khas Kota Makassar seperti Coto, Pallubasa dan lainnya sebagai subsektor ekonomi kreatif unggulan.


Kuliner dianggap sebagai subsektor ekonomi kreatif di Kota Makassar melebihi keunggulan bidang lainnya yaitu fashion, kriya, film, fotografi dan seni pertunjukan berdasarkan hasil penilaian Kemenparekraf.


Sebagai subsektor ekonomi kreatif unggulan, Kemenparekraf mengusulkan kepada Pemerintah Kota Makassar agar tata cara penyajian Coto Makassar maupun Pallubasa dapat dibedakan.


Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Makassar, Moh. Roem. Ia menyebut Kemenparekraf memberi catatan harus ada perbedaan plating antara mangkok Coto, Pallubasa dan Sop Saudara. 


"Artinya, ada ciri khas untuk masing-masing jenis kuliner yang disajikan. Terakhir yang menjadi PR (pekerjaan rumah, red) dan akan kita lakukan dalam waktu dekat ini, adalah mengumpulkan berbagai pihak pelaku usaha kuliner,” ujar Roem dikutip dari laman Pemkot Makassar, Rabu (19/7/2023).

Makanan khas Kota Makassar, Pallubasa. (Instagram/misshotrodqueen)


Selain tentang tata cara penyajian Coto Makassar maupun Pallubasa, Kemenparekraf juga mendorong Pemkot Makassar untuk memperkaya story telling atau cerita tentang kuliner khas.


Kuliner Makassar Menyerap Banyak Tenaga Kerja


Ketua Tim Kerja Pengembangan Kawasan Kreatif Kemenparekraf Elfridanche Pardede mengatakan, kuliner merupakan subsektor ekonomi kreatif paling dominan di Makassar. 


Dibandingkan dengan subsektor ekonomi kreatif lainnya, kata Elfridanche Pardede, kuliner di Kota Makassar jauh lebih unggul. Mulai dari jumlah tenaga kerja yang terserap hingga brand produk UMKM yang ada di Makassar.


“Kami nilai ini semua dihasilkan karena ada modal yang besar dari Kota Makassar yaitu Kota Makassar punya nilai sejarah dan budaya yang tinggi sehingga dia punya resep yang tidak dimiliki kota-kota lain di Indonesia,” kata Elfridanche di Balai Kota Makassar, kemarin.


Sekadar diketahui, Coto Makassar maupun Pallubasa secara umum merupakan makanan berkuah dan berbahan dasar daging sapi. Mangkok coto biasanya lebih kecil dibanding Pallubasa maupun Sop Saudara.


Bedanya, coto kerap disantap dengan ketupat, sementara Pallubasa dihidangkan bersama nasi putih. Sejumlah literatur menyebut, Coto Makassar sudah ada sejak abad ke-16 di masa Kerajaan Gowa. 


Pemkot Makassar sendiri pada 2023 mengusung branding Makassar Kota Makan Enak. Coto, Pallubasa, Jalangkote hingga Nasi Kuning dan lainnya masuk dalam daftar kuliner khas yang dipromosikan dalam setiap kegiatan resmi.