Kementerian Agama Siapkan Tiga Opsi Pelaksanaan Ibadah Haji

*Meski wabah Covid-19

Kementerian Agama Siapkan Tiga Opsi Pelaksanaan Ibadah Haji
Aktivitas umat muslim di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. (Unsplash/Alswedi07)






KABAR.NEWS, Makassar - Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan tiga opsi pelaksanaan dan pemberangkatan jemaah haji 1443 Hijriah/2022 Masehi, meski belum ada kepastian dari otoritas Arab Saudi apakah akan membuka atau tidak penyelenggaraan ibadah haji.


Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi pada rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Kamis (13/1/2022) mengatakan, mitigasi penyelenggaraan ibadah haji tetap dilakukan di tengah mewabahnya Covid-19.


Tiga opsi pun disiapkan untuk penyelenggaraan ibadah haji. Skenario pertama yakni pemberangkatan secara kuota penuh, kuota terbatas, dan tidak memberangkatkan haji seperti dua tahun sebelumnya demi keselamatan.


"Kita semua berharap wabah ini segera berakhir, sehingga penyelenggaraan ibadah haji dapat berjalan secara normal seperti penyelenggaraan ibadah haji pada tahun sebelum-sebelumnya," kata Zainut Tauhid dikutip dari Kantor Berita Antara.


Dia menjelaskan pemerintah hingga saat ini tetap bekerja dengan menyiapkan opsi pertama. Sejumlah mitigasi disiapkan, seperti siapa saja calon jemaah yang akan diberangkatkan hingga rencana penerbangan.


Ia menjelaskan calon jemaah haji yang akan diberangkatkan adalah mereka yang berhak berangkat pada 1441 Hijriah/2020 Masehi. Calon jemaah haji telah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (bipih) maupun yang belum sempat melunasi bipih.


"Serta tidak melakukan pembatalan hajinya," kata dia.


Kemenag telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara penerbangan haji 1441 Hijriah/2020 Masehi yakni Garuda Indonesia, Saudi Arabia Airlines, dan Flynas.


Dari hasil tersebut, Kemenag mengambil kebijakan tidak akan menerapkan pembatasan jarak atau social distancing demi efisiensi, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan. 


"Keputusan ini diambil dengan alasan seluruh penumpang sudah dilakukan vaksinasi, 'swab' (tes usap), dan karantina, serta dalam rangka efisiensi biaya penyelenggaraan ibadah haji mengingat begitu besarnya biaya yang harus ditanggung jamaah haji," kata dia.


Persiapan lainnya yakni terus berkoordinasi dengan Arab Saudi soal kebijakan penyelenggaraan ibadah dan kuota haji, pengintegrasian siskohat dengan aplikasi PeduliLindungi dan Tawakkalna, simulasi pemberangkatan jamaah, hingga penerapan pembatasan jarak dalam pelayanan di embarkasi Indonesia maupun Arab Saudi.