Kemenag Sulsel Dinilai Abaikan Perintah Yaqut Soal Prokes 5M

Disoroti GP Ansor Sulsel

Kemenag Sulsel Dinilai Abaikan Perintah Yaqut Soal Prokes 5M
Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Sulsel, Khaeroni (kiri) berjabat tangan dengan pejabat yang dilantik dan tanpa memakai masker di kantornya, Senin (1/2/2021). (Foto: Kanwil Kemenag Sulsel)

KABAR.NEWS, Makassar - Pelantikan pejabat eselon III di Kantor Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel, Makassar, pada Senin, 1 Februari 2021, menuai sorotan lantaran mengumpulkan banyak orang saat Virus Corona atau Covid-19 sedang mengganas.


Sorotan tersebut datang dari Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Sulsel, Sumarno. Dia berpendapat, pejabat pemerintah khususnya Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenag Sulsel, harus menjadi teladan penegakan protokol kesehatan.


"Pelantikan kemarin jelas terlihat tamu yang hadir tidak menerapkan prokes, dengan mengatur jarak tempat duduk dan pak Kakanwil tidak memakai masker. Seharusnya mereka-mereka ini harus menjadi contoh, agar publik juga tidak lengah terhadap corona," kata Sumarno dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/2/2021).


Dari foto-foto pelantikan dan penuturan sejumlah orang yang hadir pelantikan tersebut, Kakanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni, terlihat sempat tidak  memakai masker sebagai bentuk protokol pencegahan Covid-19. 


Terlihat, Khaeroni mengambil sumpah 12 pejabat yang dilantik tanpa memakai masker. Belum lagi, lokasi pelantikan berada di ruang tertutup yang rentan terjadi droplet dan sirkulasi yang tidak memadai. Padahal, penularan virus juga terjadi di kantor ini dengan adanya sejumlah pegawai terpapar Covid-19.


Salah satu foto juga memperlihatkan Kakanwil Khaeroni berjabat tangan dengan seorang pejabat yang telah dilantik, tanpa memakai masker. Foto yang diunggah di situs Kanwil Kemenag Sulsel juga memperlihatkan pengaturan tempat duduk tamu tidak memperhatikan jaga jarak aman. Hal ini yang kemudian disoroti Sumarno. 


Sumarno menegaskan, proses pelantikan di Kanwil Kemenag Sulsel tak sejalan dengan instruksi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dalam surat Nomor: 01 tahun 2021 tentang Gerakan Sosialisasi Penerapan Protokol Kesehatan (5M).


Instruksi tersebut ditujukan kepada seluruh jajaran Kemenag, pusat hingga kabupaten/kota, untuk mengintensifkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat.


"Menag juga meminta jajarannya untuk mengajak ormas dan tokoh agama dalam sosialisasi protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan," tegas Sumarno.


Maka dari itu, Sumarno menyarankan Yaqut yang juga Ketua Umum GP Ansor, untuk melakukan evaluasi terhadap jajaran Kemenag Sulsel yang dinilai tidak patuh prokes. Evaluasi tersebut diharap berlaku untuk semua jajaran baik dalam aktivitas kerja maupun di tempat umum.


Khaeroni Sudah Divaksin Lantas Abaikan Prokes?


Sementara, Humas Kanwil Kemenag Sulsel Mawardi menjelaskan bahwa pelantikan 12 pejabat eselon tersebut dipastikan menerapkan prokes pencegahan Covid-19. 


Dia menampik jika Kakanwil Khaeroni tidak memakai masker seperti yang terlihat pada sejumlah foto-foto beredar. Mawardi menyebut pimpinannya memakai masker sejak awal hingga akhir acara pelantikan berlangsung.


"Pak kakanwil sejak awal acara sampai akhir sesungguhnya beliau pakai masker, cuma saat membacakan naskah pelantikan kan beliau buka sementara dulu maskernya," kata Mawardi saat dihubungi, Selasa.

Ditanya apakah alasan Khaeroni tak memakai masker pada sejumlah foto karena telah divaksin, Mawardi tak menjawab hal tersebut. Dia kembali menjelaskan bahwa Khaeroni baru sadar tak memakai masker saat penyerahan surat keputusan (SK) pejabat ketiga.


"Pas usai baca naskah, langsung acara penyerahan SK, beliau lupa mungkin pasang lagi maskernya, sampai orang ketiga baru sadar, langsung beliau pasang masker lagi," jelas Mawardi.


Pelantikan pejabat secara langsung dan menghadirkan orang banyak di Kanwil Kemenag Sulsel, seolah mengabaikan adanya kasus positif Covid-19 pegawai kantor ini.

Kata Mawardi, ada 14 pegawai Kemenag Sulsel yang positif berdasarkan hasil swab antigen massal yang digelar 5 Januari. Akibatnya, 50 persen pegawai harus bekerja dari rumah (WFH)


"Karyawan ada 14 yg positif, dan lansung yang bersangkutan direkomendasikan untuk PCR dan Isolasi mandiri dan aktivitas kantor WFH 50 persen WFO 50 persen. WFH ini sudah berakhir sejak 25 Januari," tandas Mawardi.