JMK Oxfam Gelar Training of Trainers Humanitarian Inklusi

Diikuti seluruh mitra lokal

JMK Oxfam Gelar Training of Trainers Humanitarian Inklusi
Lead Respons JMK Oxfam, Nining Rahayu, pada forum ToT Humanitarian Inklusi di Maros, Sulsel, Jumat (12/3/2021). (Foto: Istimewa)






KABAR.NEWS, Maros - Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK) bersama Oxfam di Indonesia melaksanakan Training of Trainers (ToT) Humanitarian inklusi di Grand Town Hotel Mandai, Maros, Sulawesi Selatan, sejak Kamis-Senin (11-15/3/2021). ToT ini diikuti seluruh anggota konsorsium JMK dan mitra lokal.


Kegiatan tersebut diinisiasi berdasarkan analisa kondisi Indonesia yang memiliki potensi ancaman bencana yang sangat tinggi seperti bencana banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, wabah penyakit baik endemic maupun pandemik, kekeringan, angin puting beliung. 


Lead Respons JMK Oxfam, Nining Rahayu menyampaikan tujuan pelaksanaan kegiatan ToT Humanitarian inklusi adalah untuk peningkatan kapasitas humanitarian inklusi kepada 20 lembaga anggota konsorsium JMK yang berasal dari Region Sumatera; KKSP, Jemari Sakato, PKBI Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Region Jawa; KPI Garut, IDEA Jogja, AKSARA, SAPDA, SUAR Indonesia. 


Selain itu, Region Bali Nusa Tenggara; LBH APIK Bali, PKBI NTB, Koslata, Konsepsi, LP2DER, YPPS dan Cis Timor. Region Sulawesi; LBH APIK Sulteng, LBH APIK Sulsel, PKBI Sulteng dan PKBI Sulsel.

"Tujuan lainnya yakni mencetak fasilitator humanitarian dan anak muda pekerja humanitarian yang inklusi, anak muda yang siap dikirim untuk respon emergency dengan paket lengkap dari beberapa sektor yang menjadi wilayah kerja JMK selama ini mulai dari WASH (Water and Sanitation Hygiene), Livelihood dengan mainstreaming gender dan inklusi sehingga dalam pelayanan kemanusiaan kita mengirim orang yang paket lengkap spesialisasi dan inklusi," jelas Nining yang juga Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) Sulteng.


Sementara Pilar l Humanitarian JMK Haris Oematan dalam sambutannya mengatakan, kehadiran perwakilan 20 lembaga anggota JMK membuktikan bahwa JMK masih konsisten terhadap isu respons humanitarian. 


"Indonesia adalah ring of fire tapi masih sangat lalai dalam koordinasi dan mitigasi sehingga ketika bencana terjadi masih banyak korban, untuk itu dibutuhkan anak muda yang akan menjadi generasi humanitarian yang iknlusi yang tersebar di setiap pulau di Indonesia," ujar Haris Oematan yang juga Direktur CIS Timor.

Operation Lead Humanitarian Response Oxfam, Dino Argianto mengatakan, Oxfam di Indonesia memberikan kepercayaan kepada lembaga lokal sebagai bentuk pemberdayaan. 


"JMK membutuhkan konsep regionalisasi dan SDM yang berkualitas sehingga JMK memiliki keunggulan untuk bersaing bersama lembaga besar dalam humanitarian," ujarnya.


Kegiatan tersebut diisi oleh beberapa fasilitator yakni Anggoro Budi Prasetya dari Aksara Jogjakarta yang akan memfasilitasi tentang managemen bencana, Mico dari Sapda Jogjakarta yang memfasilitasi tentang inklusi di respon humanitarian, Buce dari CIS Timor yang memfasilitasi mengenai WASH inklusi serta Andi Iskandar Harun dari PKBI Sulsel yang menfasilitasi mengenai rapid assesment dalam respon bencana.


Perlu diketahui, Kemitraan JMK bertujuan untuk memberdayakan organisasi lokal untuk melakukan respons cepat pada setiap kejadian bencana yang berdampak luas dengan korban jiwa dan material yang besar. 


JMK adalah jejaring organisasi lokal yang bersifat terbuka, berbasis keanggotaan dan kompetensi untuk mewujudkan tata kelola pengetahuan dan pembelajaran mempromosikan advokasi berbasis bukti dan keberlanjutan organisasi. 

JMK mempunyai kerangka konseptual sebagai wadah berbagi tata kelola pengetahuan antar berbagai pihak yang telah bersepakat untuk melakukan one approach program yang lebih efektif, impactfull dan inflence yang melingkupi tiga (3) pilar yaitu 1. Humanitarian; 2. Advokasi berbasis bukti; 3. Sustainability dan development. (Rilis)