Ibu Hamil Meninggal di RSUD Jeneponto: Tak Ada RS Rujukan hingga Dugaan Lambat Ditangani

* Rumah sakit di Makassar tak merespons pengajuan rujukan dari Lanto

Ibu Hamil Meninggal di RSUD Jeneponto: Tak Ada RS Rujukan hingga Dugaan Lambat Ditangani
Ilustrasi ibu hamil. (Pexels)






KABAR.NEWS, Jeneponto - Seorang ibu bernama Nur Indah Sari meninggal dunia bersama bayinya yang masih dalam kandungan saat hendak bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Daeng Pasewang, Jeneponto, Sulawesi Selatan.


Perempuan berusia 18 tahun itu menghembuskan nafas terakhir di ruang ICU rumah sakit milik Pemkab Jeneponto tersebut pada Senin (3/10/2022).


Pihak keluarga tidak terima kematian ibu dan bayinya itu. Ayah kandung pasien bernama Indar Rewa menyebut, anaknya meninggal dunia karena tidak ditangani dokter saat kondisinya kritis.


"Tidak ada (dokter,red), karena saya lihat d isitu," kata Indar Rewa, kepada KABAR.NEWS saat ditemui di kediamanya di Jeneponto, Selasa (4/10/2022).


Indar menjelaskan, anaknya masuk ke RSUD Jeneponto pada Senin, 3 Oktober 2022, malam. Kondisinya sudah lemas. Rencananya, pasien Nur Indah Sari akan melahirkan dengan prosedur operasi sesar.


Setiba rumah sakit Lanto, Nur Indah dirawat di ruang bersalin. Selama di ruangan itu, kata dia, pasien hanya ditangani oleh bidan karena dokter tidak berada di tempat.


"Kondisinya memang lemas waktu dibawah ke rumah sakit. Begitu sampai di rumah sakit, lambat ditangani," kata Indar.


Menurut Indar, pihak rumah sakit Lanto Daeng Pasewang Jeneponto sangat lamban menangani anaknya sehingga ia meninggal dunia.


"Saya tidak terima kalau begitu caranya, biar pun bagaimana kalau begitu cara penangananya pasti tidak bisa hidup," pintanya.

Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Daeng Pasewang Jeneponto. (KABAR.NEWS/Akbar Razak)


Indar menyebut bahwa pihak rumah sakit sempat meminta keluarga agar merujuk Nur Indah ke rumah sakit lain karena kondisi pasien memburuk. Tapi, keluarga tidak mendapat petunjuk akan membawa ke mana ibu hamil ini.


Indar melanjutkan, sejak berada di ruang bersalin, korban telah diberikan alat bantu pernafasan serta infus. "Cuman infus, alat pernafasan oksigen itu saja," terangnya.


Rumah Sakit Makassar tak Merespons Permintaan Rujukan

Humas RSUD Jeneponto Jamila membantah jika pasien Nur Indah Sari tidak mendapat penanganan baik. Sejak di rumah sakit, ibu tersebut telah ditangani oleh Dokter Sintia. 


"Kami klarifikasi pak, kalau tidak ditindaki itu tidak benar. Pasien ini sampai ke ICU berarti kami tindaki, kecuali pasiennya tidak bergerak di IGD, itu menurut kami tidak menindaki, pasien ini ada di ICU dan terpasang ventilator," kata dia.


Sejak dipindahkan dari ruang bersalin ke IGD pada pukul 01.50 WITA dini hari, pasien didiagnosis penyakit eklampsia atau kejang-kejang selama kehamilan.


"Kalau kami di humas tidak melihat langsung cuma laporan dari dokter yang jaga sama perawat, bidan yang jaga sudah sesak dan mungkin harus penanganan lebih lanjut," ucapnya.


Kondisi kesehatan yang semakin memburuk, membuat dokter mengintruksikan korban harus dirujuk.


"Begitu masuk dilapor sama dokter Hariady. Dokter Hariady memang sudah mengintruksikan untuk dirujuk.Tapi sampai pagi belum ada respons dari rumah sakit Makassar," katanya.


Ia menambahkan, korban harus dirujuk ke rumah sakit lain karena menderiya penyakit cukup parah.


"Karena dia suspek eklampsia ditambah pneumonia yang tidak bisa ditangani di Lanto. Ada muntahnya itu yang tidak bisa keluar masuk ke paru paru," kata Jamila.


Pihak keluarga korban, kata dia, meminta agar pasien segera dirujuk ke RS Labuang Baji Kota Makassar


"Kami membuka semua rumah sakit lewat sisrut, siapa yang duluan memberikan respons, tapi diutamakan Labuang Baji karena kerena keluarganya meminta. Sampai sekarang Labuang Baji belum merespons kami," ungkap Humas RSUD Jeneponto.


Menurut Jamila, sebelum pasien masuk ke RSUD Jeneponto, ibu hamil sempat dirawat di Puskesmas Bontoramba selama tiga hari karena kejang-kejang saat masih di rumah.


"Dia memang sudah kejang-kejang di rumah. Kami terima rujukan dari Puskesmas Bontoramba," tambahnya.


"Kami tidak tahu dari puskesmas mungkin memang mau melahirkan normal atau tidak, DPJP dokter Hariady itu masih ada di Lanto Daeng Pasewang sampai Sabtu malam," pungkasnya.


Penulis: Akbar Razak/A