Hingga Jumat, Serangan Israel Tewaskan 109 Warga Palestina

Tak ada tanda-tanda mereda

Hingga Jumat, Serangan Israel Tewaskan 109 Warga Palestina
Seorang pria Palestina berlindung selama serangan udara Israel di dekat reruntuhan gedung menara yang hancur dalam serangan sebelumnya, di Kota Gaza. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)






KABAR.NEWS - Korban jiwa terus berjatuhan akibat serangan serangan roket militer Israel ke wilayah Palestina yang terjadi selama lima hari terakhir.


Menurut pejabat medis Palestina yang dikutip Reuters, hingga Jumat (14/5/2021) pagi, korban tewas di Jalur Gaza bertambah menjadi 109 orang. Dari jumlah itu, 29 di antaranya merupakan anak-anak.


Pada Kamis kemarin, 52 warga Palestina tewas di Jalur Gaza. Angka tersebut tertinggi dalam satu hari pasca kelompok militan Hamas dan Israel melancarkan serangan sejak Senin.


Suara tembakan dan ledakan artileri menggema di bagian utara dan timur Gaza hingga Jumat pagi. Saksi mata mengatakan, banyak keluarga yang tinggal di daerah dekat perbatasan keluar dari rumah mereka, beberapa mencari perlindungan di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa.


Kekerasan juga menyebar ke komunitas campuran Yahudi dan Arab di Israel, sebuah front baru dalam konflik berkepanjangan. Sinagoga diserang dan pertempuran pecah di jalan-jalan beberapa kota. Presiden Israel, Reuven Rivlin, memperingatkan potensi terjadinya perang saudara.


Dari kubu Israel dilaporkan, tujuh orang tewas Pada Jumat. Rinciannya, seorang tentara yang berpatroli di perbatasan Gaza, lima warga sipil Israel, termasuk dua anak, dan seorang pekerja India, kata pihak berwenang Israel.


Tak ada tanda-tanda pertempuran akan mereda. Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan tak lama setelah Jumat tengah malam, bahwa pasukan udara dan darat menyerang daerah yang dikelola Hamas. Serangan roket dari Gaza dengan cepat menyusul.


Penanggung jawab urusan militer Israel mengatakan, kehadiran pasukannya di wilayah itu bukan invasi darat. Mereka mengklaim bahwa militer hanya menembakkan artileri dari sisi perbatasan Israel.


Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis bahwa pertempuran akan memakan lebih banyak waktu. Para pejabat Israel mengatakan Hamas, kelompok militan paling kuat di Gaza, harus mendapat pukulan pencegah yang kuat sebelum gencatan senjata.