Heboh Angin Puting Beliung di Jeneponto, Begini Penjelasan BMKG

Terekam dalam video amatir

Heboh Angin Puting Beliung di Jeneponto, Begini Penjelasan BMKG
Angin puting beliung yang terjadi Kampung Barandasi, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Jumat (25/6/2021).

KABAR.NEWS, Jeneponto - Fenomena alam berupa angin puting beliung terjadi di Kampung Barandasi, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (25/6/2021) sekira pukul 15.00 WITA.


Pusaran angin yang memanjang dari langit dan berputar-putar di area persawahan itu, sempat direkam oleh warga. Dalam video berdurasi 10 detik yang beredar di media sosial, tampak angin seakan-seakan menyedot material yang dilewatinya.


"Angin puting beliung berada di Barandasi, di Kallakang (tempat sunyi). Angi puting beliung," ucap seseorang yang mengabadikan fenomena tersebut.


Beruntung, tiupan angin puting beliung yang berlangsung tak sampai satu menit itu, hanya menyapu permukaan tanah. Sehingga tidak menyebabkan terjadinya kerusakan.


Meski begitu, pemandangan menakjubkan sekaligus mengerikan itu. Bukannya menjauhi fenomena ini, sebagian warga dalam video tersebut terlihat berkerumun menyaksikan fenomena cukup langka tersebut. Namun setelah beberapa menit, akhirnya angin puting beliung reda.


Lantas, bagaimana penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal fenomena ini? Forecaster BMKG Wilayah IV Makassar Agusmin mengatakan, fenomena alam di Jeneponto ini bukanlah puting beliung, melainkan Waterspout


Melansir Suara.com, Agusmin menerangkan, waterspout merupakan fenomena yang hampir sama dengan puting beliung. Yang membedakan hanya lokasi kejadiannya yaitu di perairan.


Water spout biasanya terbentuk karena adanya pertumbuhan awan cumulonimbus di atas perairan. Didukung juga oleh perbedaan temperatur, tekanan, serta angin.


"Sehingga jika memungkinkan, maka akan terbentuklah pusaran angin," kata Agusmin.


Penulis: Akbar Razak/B