Hasil Investigasi KIPI Soal Kematian Warga Takalar Usai Divaksin

KOMDA KIPI Sulsel memastikan Sulaiman meninggal bukan akibat vaksin Covid-19.

Hasil Investigasi KIPI Soal Kematian Warga Takalar Usai Divaksin
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. (Foto: KABAR.NEWS/Irvan Abdullah)

KABAR.NEWS,Makassar - Komite Daerah (KOMDA) Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian ikutan Pasca Imunisasi (PP-KIPI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkapkan penyebab kematian warga Kabupaten Takalar bernama Sulaiman Daeng Tika (50).

Setelah melakukan investigasi terkait penyebab kematian Sulaiman, Komda KIPI Sulsel bersama Komite Nasional (Komnas) PP-KIPI menyatakan bahwa Sulaiman meninggal dunia bukan akibat vaksin Covid-19. Melainkan karena diduga terserang stroke hemoragik.

"Penyebab kematian diduga karena pasien mengalami stroke hemoragik atau non hemoragik," kata Ketua Komda KIPI Sulsel, Hasan melalui Keterangan tertulisnya diterima KABAR.NEWS, Senin (5/4/2021).

Hasan mengaku kematian Sulaiman bukan karena vaksin Covid-19, sebab warga Takalar, Sulsel tersebut sebelumnya telah dinyatakan sembuh usai mengalami demam. Hasan bahkan menyebut Sulaiman melakukan aktivitas olahraga. 

"Saat pasien tidak sadarkan diri ada pupil anisokor yang merupakan adanya proses intrakranial pada satu sisi kepala. Berdasarkan hasil diskusi virtual tanggal 31 Maret 2021 dengan Komnas PP KIPI, KIPI yang terjadi adalah koinsiden (tidak ada keinginan dengan mempersembahkan vaksinasi COVID-19)," ujarnya. 

Berikut ini hasil investigasi KOMDA PP-KIPI Provinsi Sulsel: 

KOMDA PP-KIPI Provinsi Sulsel telah melakukan dibeberapa tempat-tempat diantaranya kediaman keluarga almarhum, puskesmas tempat perawatan pertama, dan rumah sakit tempat terakhir perawatan dan bersama Komite Nasianal (KOMNAS) PP -KIPI telah melakukan Causality Asessment dan ditemukan bahwa kematian Sulaiman bukan karena vaksinasi Covid-19.  

Di mana pada tanggal 15 Maret 2021, Sulaiman mendapat vaksinasi Covid-19 dosis pertama di kantor PLN dalam keadaan sehat. Pada tanggal 16-17 Maret 2021, Sulaiman tetap melakukan aktivitas kantor seperti biasa. 

Kemudian pada tanggal 18 Maret 2021, Sulaiman mengalami demam serta menggigil. Selanjutnya pada tanggal 21 Maret 2021, Sulaiman bersepeda. Malam harinya Sulaiman mengeluh sesak napas dan demam.

Sehari setelahnya tepatnya oada tanggal 22 Maret 2021 pagi hari, Sulaiman berenang ke laut, 3 jam setelah berenang Sulaiman ke puskesmas karena kesadaran tidak terganggu.  Saat itu juga dilakukan rapid antigen dan swab PCR dengan hasil negatif.  

Kemudian pada pukul 12.00 Wita keluarga dan pasien yang diberikan edukasi untuk mendapat rujukan saat melayani di puskesmas, tetapi menolak. 

Sulaiman sempat melepas selang infusnya dan meninggalkan UGD puskesmas.  Petugas segera amanat pasien saat itu juga dan memperbarui oksigen.  Saat kondisi pasien mulai tidak sadarkan diri, keluarga baru bersedia untuk dirujuk ke RS Haji. 

Sulaiman sempat mendapat penanganan kurang lebih 1 jam di UGD RS Haji dan dinyatakan meninggal pada pukul 15.10 Wita. 

Tim KOMDA PP-KIPI telah melakukan kunjungan dengan mengunjungi Dinkes Kabupaten Takalar dan berkunjung ke puskesmas tempat almarhum dirawat.  

Di puskesmas, tim mendapatkan informasi mengenai riwayat penyakit dan perawatan yang terima oleh Sulaiman.  Berdasarkan informasi tersebut, Tim KOMDA PP-KIPI bersama tim puskesmas telah mengunjungi kediaman Sulaiman dan mendapatkan informasi tambahan dari keluarga (istri dan ipar).  

Selanjutnya, Tim KOMDA PP-KIPI Juga telah berkunjung ke RS Haji tempat terakhir Sulaiman dirawat.  Di RS Haji, tim telah mendapatkan informasi dari dokter menangani pasien selama di UGD.  

Penulis: Darsil Yahya/A