"Harga Mati" Pedagang Pasar Karisa Jeneponto Tolak Dipindahkan
Mereka kekurangan modal untuk membangun kembali

KABAR.NEWS, Jeneponto - Pedagang korban kebakaran di Pasar Tradisional Karisa, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, menolak untuk direlokasi atau dipindahkan ke lokasi baru.
Pedagang menolak dipindahkan dibuktikan dengan poster berisi pernyataan yang terpajang di pagar Pasar Karisa. Pantauan KABAR.NEWS, Sabtu (30/1/2020), ada sembilan poster penolakan tersebut.
Bunyi dari sembilan poster tersebut berbeda - beda. Ada yang berbunyi, "Pak Gubernur, lihat ki rakyat ta di Jeneponto kodong, mau lagi dipindahkan lokasi pasarnya." Spanduk lainnya bertuliskan, "Harga mati, pedagang pasar karisa menolak keras pemindahan lokasi pasar". (Lihat juga: Cuaca Buruk, Helikopter BPBD Mendarat Darurat di Jeneponto)
Sekretaris Asosiasi Pedagang Jeneponto, Junaedi, menyatakan menolak kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto yang berencana memindahkan mereka ke tempat baru pasca Pasar Karisa terbakar September 2020.
"Kami selaku asosiasi pedagang pasar karisa mewakili seluruh pedagang yang ada di pasar ini sangat menolak pemindahan di mana pun. Kecuali pasar yang sudah terbakar ini," ujarnya saat ditemui KABAR.NEWS di pasar darurat Karisa, Sabtu siang.
Menurutnya, pemerintah akan membangun pasar baru untuk para pedagang yang berlokasi di belakang RSUD Lanto Daeng Pasewang, Jalan Lingkar, Binamu. Lokasi pembangunan pasar tersebut telah ditinjau pejabat setempat. (Lihat juga: Keluh Petani Bawang di Jeneponto Terancam Gagal Panen )
Ketimbang dipindahkan ke pasar baru yang juga belum dibangun, Asosiasi Pedagang Jeneponto meminta pemerintah lebih baik merenovasi Pasar Karisa. Apalagi, kata Junaedi, masih banyak material pasca kebakaran yang dianggap mubazir jika terbengkalai.
"Jadi kami mohon kepada pemerintah agar kiranya bisa membatalkan dan segera membangun pasar yang sudah terbakar ini segera dibangun kembali," pintah dia
Junaedi menjelaskan ada banyak pertimbangan para pedagang sehingga menolak pindah ke pasar baru. Salah satunya adalah faktor ekonomi. Kata Junaedi, Ia dan pedagang lain baru saja terkena musibah kebakaran, jika dipindahkan mereka harus memulai lagi.
"Yang pertama ini, kita kan baru-baru kebakaran, miris sekali pemerintah kalau tiga tahun sampai empat tahun lagi kita dipindahkan lagi. Istilahnya, kita baru mau naik lagi ditebang lagi. Jadi itu faktor yang paling mendasar sekali sebenarnya, faktor ekonomi juga," terangnya.
Jika pemerintah berdalih bahwa pasar tradisional menimbulkan kemacetan, menurutnya, seluruh pasar mengalami hal yang sama. "Kalau alasan pemerintah ini macet, di sini macet, yah namanya pasar tradisional saya rasa seluruh indonesia pasar tradisional pasti ada macet," klaim dia.
"Selaku asosiasi harapan kami yang sangat besar kepada pemerintah yakni Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar, agar kiranya bisa membangun kembali pasar kami yang sudah terbakar di lokasi itu juga segera. Dan membatalkan realokasi pemindahan yang baru," paparnya.
Bahkan, bukan hanya pedagang di pasar karisa yang menolak pemindahan tersebut, warga sekitar pasar juga menolak. Hal itu kata Junaedi, dibuktikan adanya 400 tanda tangan di atas poster penolakan.
Dia bilang, saat ini pihaknya sudah melayangkan surat kepada pihak terkait yakni Bupati dan DPRD Jeneponto. Sisa menunggu halisnya.
Pasar Baru Dianggarkan Rp30 Miliar
Sementara itu, Kabid Protpim Mustaufiq membenarkan bahwa Pemkab Jeneponto mendapakan anggaran dari Pemprov Sulsel sebesar Rp30 miliar untuk membangun pasar baru. Dia bilang, pihaknya masih menunggu SK dari Pemprov.
"Dalam perencanaan 30 miliar, sementara menunggu SK dari Pemprov," katanya kepada KABAR.NEWS. "Sudah disetujui tapi masih butuh SK karena ini bantuan," tambah Mustaufiq.
Sebelumnya, Pemkab Jeneponto berencana akan memindahkan Pasar Karisa ke Jalan Pahlawan, jika disetujui oleh Pemprov Sulsel. (Lihat juga: Nurdin Abdullah Segera Teken Usulan Program Bupati Jeneponto)
Hal tersebut diungkapkan Bupati Jeneponto Iksan Iskandar kepada wartawan, Rabu (6/1/2021) usai menerima kunjungan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah di Rujab.
"Ini baru wacana, kalau disetujui, kalau tidak, di situ tommi," jelas Iksan waktu itu. Jika proyek tersebut disetujui oleh Pemprov Sulsel, Bupati mengaku akan mencari lokasi yang cocok untuk pembangunan pasar baru.
"Jadi di sana kita simpan, jadi yang ada modalnya bisa bikin Mol. Tapi ini baru wacana, kalau disepakati," pungkasnya.
Sekadar diketahui, jumlah kios yang ludes terbakar di Pasar Karisa sebanyak 643 termasuk 269 Lapak bagian dalam dan 33 Lapak bagian luar. Semuanya tinggal puing-puing.
Penulis: Akbar Razak/A