Gagasan 3 Calon Wali Kota Makassar Soal Peningkatan Pendidikan
Debat kandidat

KABAR.NEWS, Jakarta - Pasangan Calon Wali Kota Makassar dan Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 1 Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati (Adama) akan memprioritaskan kualitas pendidikan di Kota Makassar jika terpilih 9 Desember nanti.
“Bagi pasangan Adama kami memprioritaskan masalah pendidikan karena masalah utama untuk membangun sumber daya manusia (SDM) unggul membangun Makassar yang jauh lebih baik," ucap Danny Pomanto dalam sesi debat perdana Pilwalkot Makassar yang disiarkan langsung Kompas TV, Sabtu (7/11/2020).
Danny mengklaim, program revolusi pendidikan yang ia paparkan mampu merangkul semua elemen dan stakeholder atau pemangku kepentingan di dunia pendidikan.
"Program revolusi pendidikan semua harus sekolah. Kualitas murid, kurikulum, guru, sarana-prasarana,
manajemen sekolah, 5 hal prinsip revolusi pendidikan,” ujarnya.
Baca juga: None-Zunnun Andalkan Kecerdasan Buatan Atasi Macet Makassar
Sementara, Calon Wali Kota Makassar nomor urut 3, Syamsu Rizal dalam visi-misinya lebih memprioritaskan peningkatan kualitas SDM.
Menurut mantan Wali Kota Makassar ini, tanpa mengurus manusianya, tidak bisa berharap banyak dan untuk mengurus manusia menjadi manusia unggul pendidikan harus dibenahi.
"Tidak boleh ada jargon 20 persen anggaran pendidikan, mesti langsung didorong, lupakan dulu yang lain
kalau perlu abaikan dulu. Soal pendidikan adalah soal investasi jangka panjang,” ucapnya.
Kata dia, perhatian terhadap pendidikan bukan hanya sekadar mengalokasikan 20 persen dari APBD Kota Makassar, tapi juga melibatkan komponen lain seperti pemanfaatan Corporate Social Responsibility dan komponen masyarakat lainnya.
Baca juga: 3 Eks Pejabat Pemkot Makassar Saling Singgung dalam Debat Pilwalkot
Sementara, Abdul Rahman Bando yang merupakan calon Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 2 mengatakan adanya ketimpangan di dalam dunia pendidikan.
Wakil dari Munafri Arifuddin ini berpendapat demikian karena pernah menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar.
"Guru-guru kita 11.500 di sekolah negeri, swasta tidak memiliki anggaran peningkatan SDM. Anggaran 2015-2019 sektor pendidikan terus mengalmi penurunan,” pungkasnya.
Penulis: Darsil Yahya/B