Film Through the Screen Ingatkan bahaya Perdagangan Manusia via Daring  

* Film pendek ini diluncurkan IOM dan Kemlu

Film Through the Screen Ingatkan bahaya Perdagangan Manusia via Daring  
Salah satu scene pada film pendek Through the Screen yang digarap IOM untuk mengedukasi bahaya perdagangan manusia. (Youtube/atamericaa)






KABAR.NEWS, Jakarta - International Organization for Migration (IOM) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemlu) meluncurkan film pendek berjudul "Through the Screen" di Jakarta pada Selasa (25/7/2023). 


Film ini bercerita tentang kisah seorang perempuan muda yang menjadi korban perdagangan manusia yang dilakukan oleh perusahaan penipuan daring di luar negeri. 


Melalui film ini, IOM dan Kemlu bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai tanda-tanda dan risiko menjadi korban perdagangan orang dalam industri penipuan daring.


Perdagangan orang melalui pelantar daring menjadi tren yang sedang berkembang. Para pelaku mengiming-imingi para lulusan sekolah menengah dan universitas kesempatan bekerja dengan gaji tinggi di luar negeri. 


Ternyata mereka dipaksa untuk bekerja di pusat-pusat penipuan yang terlibat dalam perjudian online, mata uang kripto, dan aplikasi perjodohan. 


Sindikat kriminal merekrut korban melalui iklan lowongan kerja daring yang diposting dan disebarkan di media sosial.
 

Sekretaris Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu, Didik Eko Pujianto mengatakan, perubahan perekrutan tradisional ke digital memicu pada perdagangan orang lewat dunia maya. 


"Pendekatan inovatif dan kolaborasi diperlukan untuk melawan perdagangan orang dengan cara daring. Kita tidak boleh menunggu sampai ada kasus yang terjadi. Cegah sekarang, jangan sampai menyesal di kemudian hari," ujar Didik Eko Pujianto dalam keterangan tertulis, Rabu (26/7/2023).


Sepanjang tahun 2020 hingga Mei 2023, Kemlu mencatat lebih dari 2.400 WNI telah menjadi korban sindikat penipuan dunia maya.


Mengingat tingginya jumlah orang yang terjebak dalam penipuan yang dilakukan secara daring, peningkatan kesadaran tentang rute migrasi yang aman, risiko perdagangan orang dan penipuan daring, sangat dibutuhkan, terutama dengan target utama kaum muda dan terpelajar di Indonesia. 


Pembuatan film ini merupakan bagian dari dukungan IOM kepada Pemerintah Indonesia dalam memerangi perdagangan orang, khususnya melalui pelantar daring.

 
Film ini dikembangkan berdasarkan penilaian kebutuhan dan analisis situasi melalui konsultasi yang erat dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk Kemlu, perwakilan pemerintah di luar negeri, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), yang juga telah memberikan dukungan kepada para korban.


Koordinator Program Senior IOM Indonesia, Joshua Hart memuji upaya Pemerintah Indonesia dalam memerangi perdagangan orang dan melindungi warga negara yang menjadi korban modus operandi yang baru ini.


"Kami berharap film ini dapat memberikan kontribusi pada upaya yang lebih luas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum mengenai tren ini dan membekali para migran dengan informasi yang dibutuhkan dalam rangka pembuatan keputusan yang tepat," kata dia.

 
Peluncuran ini dilanjutkan dengan talkshow tentang pencegahan perdagangan orang untuk tujuan kerja paksa. Acara ini mempertemukan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, mahasiswa dan masyarakat umum untuk mendiskusikan tindakan lebih lanjut untuk memberantas perdagangan orang di Indonesia. 


Acara ini diselenggarakan menjelang peringatan Hari Menentang Perdagangan Orang Sedunia (WDATIP) yang jatuh pada tanggal 30 Juli.


Pembuatan video ini didukung oleh Biro Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi (PRM) Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melalui Program Migrasi Regional Asia (Asia RMP) yang diimplementasikan oleh IOM di 12 negara, termasuk Indonesia.