Dulu Lawan, Kini Eks Pejuang Irak Takut Ditinggal Tentara AS
Washington perlahan menarik pasukannya dari Irak

KABAR.NEWS, Baghdad - Kebijakan Amerika Serikat (AS) mengurangi pasukannya di Irak menuai kekhawatiran dari bekas prajurit Saddam Husein. Ketakutan itu salah satunya datang dari Abu Arkan Ibrahim.
Menurut laporan Reuters, Abu Arkan adalah eks pejuang Irak yang berasal dari Fallujah, sebuah kota yang terletak sekitar 69 km sebelah barat Baghdad. Pada tahun 2003, dia ikut mengangkat senjata melawan tentara AS dan sekutunya.
Selama 17 tahun terakhir, pegawai kotapraja itu telah menyaksikan daerahnya jatuh ke tangan AS, al Qaeda, ISIS dan yang terbaru adalah pasukan Irak bertempur bersama paramiliter yang didukung Iran.
Sekarang, pria 37 tahun tersebut justru semakin takut jika tentara Amerika meninggalkan Irak. Padahal, ia pernah berdarah - darah membela Irak berperang melawan AS.
Ibrahim punya alasan khusus mengapa ia lebih memilih tentara AS tetap berada di Irak. Menurutnya, kehadiran pasukan AS dalam beberapa tahun terakhir membantu menekan militan ISIS dan kebijakan Washington menarik pasukannya akan menciptakan kekosongan keamanan di Irak, khususnya di Fellujah.
"Saya lebih memilih orang Amerika di sini daripada alternatif," kata Abu Arkan Ibrahim dilansir Reuters, Jumat (5/2/2021).
Penilaian Ibrahim dibagikan oleh banyak pejabat keamanan Irak, mantan pejuang dan penduduk di wilayah utara dan barat negara yang mencakup sepertiga wilayah Irak tersebut.
Mereka mengatakan ISIS dan paramiliter yang didukung Iran, akan memperoleh keuntungan terbesar dari pengurangan pasukan AS. Mereka menunjukkan peningkatan serangan oleh ISIS, dan khawatir milisi yang didukung Iran akan menggunakan kekerasan ini untuk membenarkan pendirian mereka sendiri.
Bulan lalu, AS menyelesaikan pengurangan pasukannya di Irak menjadi 2.500 tentara. Setelah penarikan tersebut, terjadi 25 serangan mematikan di Irak, yang oleh pejabat setempat dikaitakan dengan militan ISIS.
Seorang pejabat AS mengakui penarikan selama setahun terakhir telah mengurangi kemampuan militer Amerika di Irak, tetapi dia menekankan bahwa bantuan AS terus berlanjut di negeri 1001 malam.
"Kami masih bekerja keras untuk mengaktifkan dan mendukung mitra Irak kami," kata pejabat itu, menambahkan bahwa Irak sudah beroperasi lebih mandiri.
Sementara, sebagian besar warga Irak menentang pengaruh asing. Beberapa menyambut baik penarikan AS. Tetapi banyak, terutama di wilayah Sunni, mengatakan mereka akan memilih kehadiran militer Amerika dalam jumlah kecil daripada peningkatan kekuatan milisi pro-Iran.
Beberapa pejabat militer Irak mengatakan meningkatnya kekerasan di negara ini selama beberapa bulan terakhir sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya kehadiran tentara AS.