Duduk Perkara Konsumen Restoran di Palopo Dipolisikan usai Protes Harga dan Viral
Dilapor dugaan pencemaran nama baik

KABAR.NEWS, Palopo - Seorang konsumen Restoran Maika Beach di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dilapor ke polisi atas dugaan penghinaan atau pencemaran nama baik setelah menyampaikan protes terhadap harga makanan dan minuman di rumah makan tersebut.
Laporan itu diketahui dilayangkan oleh Manajer Maika Beach, Riska Amalia, ke Polres Palopo pada Kamis (3/6/2021). Perempuan 24 tahun tersebut melaporkan konsumennya bernama Wahyuni Sirajuddin.
Prahara ini bermula ketika Wahyuni memposting gambar disertai video ke Facebook pada Rabu (2/6/2021). Unggahan itu berisi protes terkait harga makan dan minum di restoran milik seorang pimpinan DPRD Kota Palopo, yang dianggap tidak wajar.
Wahyuni yang datang bersama keluarga sekitar puluhan orang, diharuskan oleh kasir Maika Beach membayar Rp3 juta lebih. Ia memprotes, sebab merasa tertipu dengan harga yang tertera pada daftar menu jauh berbeda dari biaya yang mereka bayarkan. (Baca juga: Sidang Kasus UU ITE, Hakim Cecar FKJ Soal Proyek yang Diberitakan)
Postingan tersebut kemudian viral di berbagai platform media sosial. Sejumlah konsumen yang pernah mengalami kasus yang sama di restoran tersebut, ikut menyampaikan protes.
Harga yang Tak Wajar, Konsumen Merasa Tertipu
Salah satu keluarga terlapor juga konsumen, Mutmainnah Sirajuddin menjelaskan, mereka datang ke Maika Beach sekitar pukul 17.00 WITA pada Rabu (2/6/2021) dan melakukan reservasi tiga jam sebelumnya.
Di sana, Mutmainnah memesan beberapa menu, salah satunya Es Teh beberapa porta drink jar atau kendi, tapi pihak Maika disebut Mutmainnah hanya bisa menyajikan 2 kendi.
Saat memesan berbagai makanan dan minuman, Mutmainnah mengaku tidak mendapat penjelasan dari pihak restoran bahwa ada perubahan atau kenaikan harga sejumlah menu yang tertulis.
Lantas ketika hendak membayar, Mutmainnah kaget dengan biaya total yang mereka harus bayar karena tidak sesuai dengan harga pada daftar menu. Seperti harga Sukiyaki dan Ayam Goreng, dia menyebut, harga pada menu berbeda dengan harga pada nota yang mereka terima.
"Es Teh juga harganya sangat tidak wajar. Karena meskipun kita pesan satu jar, tetap dihitung per-gelas dan gelas yang disajikan gelas es buah (ukuran kecil, red) dengan hitungan Rp15 ribu per gelas, sehingga harus membayar Rp600 ribu per 2 jar. Dan tidak diberitahukan ke saya di awal," kata Mutmainnah pernyataan tertulis yang diterima KABAR.NEWS, Jumat (4/6/2021).
"Saya komplain ke manajernya, tapi seperti sebelumnya manajer terus membela diri tidak terima komplain dan saya diharuskan tetap membayar harga di bill (tagihan, red). Saya juga tidak terima disuruh membayar harga yang tidak sesuai dengan daftar harga di menu karena menurut saya, itu penipuan tapi dia tetap tidak mau terima pernyataan saya," katanya.
Setelah bersitegang kurang-lebih 1 jam dan semua pesanan dikalkulasi ulang sesuai harga yang tercatat di menu, pihak Maika Beach merubah jumlah total yang harus dibayar Mutmainnah.
Mutmainnah rela membayar Rp2.665.000 atau berkurang Rp400 lebih dari jumlah total sebelumnya yang tercatat dalam nota Rp3.063.000. Dari nota yang diperoleh, pihak Maika Beach mengurangi harga Ayam Goreng menjadi Rp25 ribu (sesuai di menu) yang sebelumnya tertulis pada nota tagihan Rp30 ribu dengan jumlah 16 item.
"Dan es teh nya tetap kami bayar karena memang saya salah tidak menanyakan harganya, meskipun menurut saya itu sangat tidak wajar," kata Mutmainnah.
"Saya bingung, yang salah siapa yang melapor siapa. Dan ternyata bukan cuma kami yang merasakan, ada beberapa orang juga yang sudah mengalami kejadian seperti kami," tandas Mutmainnah.
Salah satu keluarga Wahyuni mengatakan, sebelum merekam video kejadian adu mulut dengan karyawan Maika, mereka mendengar pihak restoran mempersilahkan insiden tersebut direkam. Namun, belakangan Wahyuni dilapor ke polisi karena video tersebut tersebar luas di media sosial.
Pihak Maika Membantah, Tidak Terima Diviralkan
Sementara, Manajer Maika Beach Riska Amalia membantah bahwa pihaknya tidak menyampaikan perubahan harga sejumlah menu kepada rombongan Mutmainnah sebelum mereka memesan.
"Yang bicara server ku, dia bilang beberapa menu yang naik harganya, kayak daging itu kan dia pesan BBQ. Dikasi tahu sama server ku ada kenaikan harga, dia iya-iyakan saja, tapi saat membayar mereka komplain," ujar Riska saat dihubungi KABAR.NEWS, Jumat (4/6/2021).
Salah spot di Maika Beach Palopo. (Foto: Instagram/maikabeach)
Riska mengakui pihaknya memang belum merevisi atau merubah daftar harga yang tertera pada menu. Meski demikian, ia berdalih karyawan telah menyampaikan secara lisan kenaikan harga kepada Wahyuni maupun Mutmainna.
Soal ukuran gelas es teh yang disebut memakai gelas kecil dan diprotes konsumen karena dianggap kemahalan, Riska menjelaskan bahwa hal itu sesuai permintaan yang bersangkutan. Dia mengakui gelas tersebut memang ukuran gelas yang dipakai di Maika.
"Saya takar lebih hampir 30 gelas masuk dalam jar (botol, red) karena dia minta digabungkan dalam jar untuk sekitar 40 sampai 50 orang. Kan nda mungkin dia reservasi minta jar, saya kasi lagi begitu (gelas). Makanya saya kasi gelas pelastik kecil karena tidak pas masuk jar," tutur Riska.
Dia menyebutkan rombongan Wahyuni datang pukul 15.00 dan pulang jam 20.00 WITA. Selama beberapa jam, Riska menyebut tamunya ini menguasai hampir semua tempat di Maika tanpa dikenakan charge atau biaya pakai. (Baca juga: Dijatah 1.229 Kuota, Ini Formasi CPNS dan PPPK Pemkab Torut)
Saat proses pembayaran, Riska menuding konsumennya tersebut memukul-mukul meja dan menyampaikan kata-kata yang dianggap tidak wajar kepada para karyawan. Buntutnya, Riska membawa komplain konsumennya ini ke polisi.
"Saya permasalahkan harga diri ku diinjak-injak, saya tidak permasalahkan videonya yang viral, yang saya permasalahkan kenapa diviralkan itu video padahal secara administrasi sudah selasaikan, sudah bayar," kesal Riska.
"Banyak saksi ku, saya ditunjuk-tunjuk dibilangi penipu. Semuanya ibu-ibu menunjuk ke saya, saya disumpahilah ini Maika. Itu kan sudah masuk pidana, dia menyerang dan bersumpah-sumpah," tandasnya.