Diusulkan Andi Sudirman, RS UPT Vertikal Makassar akan Pekerjakan Nakes Lokal

* Didukung Menkes Budi

Diusulkan Andi Sudirman, RS UPT Vertikal Makassar akan Pekerjakan Nakes Lokal
Menkes Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pada peletakan batu pertama Rumah Sakit UPT Vertikal di Kawasan Reklamasi CPI Makassar. (IST/HMS)






KABAR.NEWS, Makassar - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mendukung usulan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel)Andi Sudirman Sulaiman untuk melibatkan tenaga kesehatan atau nakes lokal pada Rumah Sakit UPT Vertikal Makassar.


Hal itu disampaikan pada acara peletakan batu pertama (ground breaking) RS UPT Vertikal Makassar di Kawasan Reklamasi CPI Makassar, Selasa (31/1/2023).


“Kita harap melibatkan SDM-SDM dari kami. Dalam perjanjian hibah dan kerjasama, Pemprov telah menegaskan minimal 20 persen SDM dari nakes Provinsi, dan Alhamdulillah Pak Menteri sangat mendukung,” ujar Andi Sudirman.


Menurut Andi Sudirman hadirnya rumah sakit ini bakal melibatkan para dokter-dokter dari Sulsel. Menurutnya, banyak tenaga kesehatan, khususnya dokter spesialis di Sulsel yang mumpuni.


Sementara itu, Menkes, Budi Gunadi Sadikin mendukung usulan itu. “Harusnya 80 atau 90 persen isinya orang asli sini dokternya,” katanya.


Ia pun akan mengoptimalkan dokter dan nakes lainnya dari Sulsel. Termasuk menawarkan beasiswa pendidikan sebelum bekerja di RS tersebut bagi yang memenuhi syarat.


Terlebih, Kementerian Kesehatan, setiap tahunnya memberikan beasiswa kepada tenaga kesehatan. 


“Kita ingin rumah sakit ini bisa diisi oleh dokter-dokter terbaik. Hadirnya Rumah Sakit UPT Vertikal Makassar ini bukan hanya untuk di Makassar, atau di Provinsi Sulawesi Selatan saja. Tapi kita harapkan jadi pusat pelayanan rumah sakit dengan kualitas paling baik untuk Indonesia Timur,” pungkasnya.


Ia pun berharap Pemerintah dan masyarakat Sulsel mendukung percepatan pembangunan, sehingga dapat segera difungsikan bagi masyarakat banyak. 


Asal diketahui, RS UPT Vertikal Makassar merupakan proyek Kemenkes dengan anggaran Rp1,4 Triliun untuk pembangunan fisik dan Rp600 miliar untuk alat kesehatan. Proyek ini ditarget rampung pada 2024.