Dilapor Fitnah JK, Danny yakin Suaranya Tak Tergerus

Pertanyakan siapa sebenarnya korban

Dilapor Fitnah JK, Danny yakin Suaranya Tak Tergerus
Calon Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan "Danny" Pomanto (tengah) usai menyalurkan hak suaranya di TPS bersama keluarga. (KABARNEWS/Irvan Abdullah)






KABAR.NEWS, Makassar - Calon Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan "Danny" Pomanto menjawab persoalan dirinya dituding memfitnah Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) terlibat dalam penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edy Prabowo.


Danny mengatakan bahwa dirinya hanya terlibat diskusi biasa. Ia mengaku berdiskusi bersama tamu pribadi, lantas menjawab pertanyaan dari hangatnya permasalahan yang ada.


Persoalan tersebut menurutnya diulas di majalah nasional (Gatra) yang mengulas ihwal keterkaitan antara JK, Anis Baswedan, dan Rizieq Shihab. Bahkan dia bilang, pembahasan tersebut sudah jadi rahasia umum dan telah dibahas di koran nasional.


"Mereka tanya (Laskar Merah Putih) dan itu adalah pandangan private yang bukan untuk dipublikasi yang kemudian direkam oleh seseorang yang ternyata diidentifikasi adalah pihak tertentu," ucap Danny Pomanto di kediamannya, Jalan Amirullah, Makassar, Rabu (9/122020).


Danny optimis masyarakat Kota Makassar tidak akan terpengaruh adanya rekaman suara tersebut, terlebih pada momen pemilihan ini. Ia menilai, warga Kota Makassa cerdas dalam memberikan penilaian atas pelaporan dirinya di kepolisian.


"Masyarakat cerdas, masyarakat bisa tahu. Kita tahu 2018 kecerdasan masyarakat terbukti. Saya kira kali ini masyarakat tahu apakah saya korban atau dikorbankan orang lain," tandasnya.


Bahkan Danny menilai pihak yang menyebar rekaman suara, tersinggung dan melaporkan atas rekaman dirinya adalah pihak yang sama. Menurut dia, rekaman tersebut adalah murni opini pribadi yang dilindungi undang-undang.


"Jadi sebenarnya siapa yang korban? Saya tidak bermaksud menghina atau memfitnah siapapun. Tidak ada, ini adalah pandangan bebas sebagai warga negara yang dilindungi undang-undang di dalam rumahnya," paparnya.


Hal yang perlu dipersoalkan kata Danny, jika opininya tersebut sengaja disebarkan dalam diskusi publik atau acara-acara formal lainnya.


"Di warung kopi pun itu tidak apa-apa, sudah biasa kecuali mempublikasikan di ruang publik, sengaja dipublikasi, sama dengan kasus-kasus yang banyak terjadi," katanya.


Danny tak mempersoalkan jika dirinya memang dilaporkan atas tudingan tersebut. Ia bahkan mengatakan hal itu merupakan ruang klarifikasi agar ia bisa menjelaskan apa yang terjadi.


"Supaya masyarakat tahu persis apa yang terjadi, siapa yang merekam, siapa yang menyebar, siapa yang melapor, satu pihak semua. Sehingga masyarakat bisa tahu apa yang terjadi," tandas dia.


Penulis: Fitria Nugrah Madani/A