Cerita Pasien Covid-19 Selamat dari Gempa di RSUD Sulbar
- Selamatkan ibu hamil

KABAR.NEWS, Mamuju - Riza, seorang pasien positif Virus Corona atau Covid-19 berhasil selamat dari reruntuhan bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Mamuju, Sulbar, saat gemba bumi pada Jumat (15/1/2021).
Lelaki 25 tahun itu kini harus jauh mengungsi di rumah kerabatnya di Kecamatan Karossa, setelah bencana alam gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang wilayah Kota Mamuju dan Kabupaten Majene, Sulbar. (Lihat juga: Sempat Putus, Jalan Poros Majene-Mamuju Kembali Bisa Diakses)
Kepada KABAR.NEWS, Riza menceritakan bagaimana dirinya bisa lolos dari maut saat menjalani perawatan intensif di RSUD Regional Sulbar, akibat terpapar Covid-19.
Saat gempa pertama berkekuatan 5,2 magnitudo pada Kamis (14/1/2021), sekitar pukul 15:00 Wita, sore. Riza bersama pasien Covid-19 lainnya segera menyelamatkan diri turun ke lobi RSUD.
"Gempa pertama jam 3 sorean yang sekitar 5.2 magnitudo itu sudah terasami kencangnya, yang bikin bahaya itu tabung oksigen untuk pasien yang berukuran besar panjang di sekitaran ruangan berjatuhan semua ke lantai, hampir kena setiap pasien yang berlarian keluar RS," kata Riza lewat sambungan
telepon, Sabtu (16/1/2021).
Saat kepanikan itu, Riza sempat menyaksikan seorang emak-emak sesama pasien Covid-19 jatuh terguling akibat panik pada gempa pertama. Mereka akhirnya dievakuasi tim medis ke parkiran RSUD Sulbar dan masjid untuk merawat pasien yang terluka. (Lihat juga: Bantah Ada Penjarahan di Sulbar, Mensos Risma: Mereka Kelaparan)
Setelah merasa aman, sejumlah pasien termasuk Riza memilih kembali di kamar tempatnya dirawat karena hujan deras disertai angin mengancam kesehatan pasien jika berada di luar ruangan. Riza pun kembali beristirahat, di kamarnya lantai 2 rumah sakit bersama teman sekamarnya sesama pasien Covid-19
Guncangan Dini Hari
Tak disangka, gempa berkukuatan besar pun kembali terjadi sekitar pukul 02:25 Wita. Saat itu, Riza beruntung dibangunkan oleh rekan sekamarnya yang merasakan getaran hebat itu.
"Teman kamar saya yang kasi bangunka, dia bilang bangunko gempai, itu yang ku dengar di telinga dan butir-butiran semen tembok yang saya rasa ada jatuhi muka ku dan teriakan pasien ibu-ibu di sebelah ruang yang menangis menyebut Allahuakbar," ucap Riza dengan dialeg khas bugis Makassar.
Seluruh penerangan yang berada di rumah sakit tersebut padam seketika akibat hebatnya guncangan dini hari. Riza kala itu hanya berpatokan dengan
lampu RS yang menyala otomatis.
"Itu gelap semua sampai lantai bawah, sampai ku beranikan diri ku kembali ambil handphone untuk pencahayaan, di situ saya panik karena plafon jatuh, runtuhan tembok tebal juga. Tapi untung duluan jatuh pas di depan ku, saya juga hampir tidak bisa keluar karena pas di depan pintu itu jatuh runtuhan tapi
masih adaji celahnya sedkit untuk bisa dilewati ke luar," cerita Riza.
Selamatkan Pasien yang Baru Melahirkan
Seketika, RS itu pun dipenuhi dengan teriakan memanggil-manggil sang pencipta, Riza juga sempat melihat seorang perempuan pasien Covid-19 yang sudah pasrah sembunyi di bawa kolong ranjang rumah sakit.
"Nah di depan kamar lagi ada pasien lain, habis melahirkan 30 menit sebelum gempa pertama sore tadi, saya panggil kembali karena salah jalur yang dia lewati. Sangking paniknya, dipaksa dirinya lari, dia pegang era tangan ku kasian lari ke bawa sambil saya perhatikan setiap jalan di depan dengan senter
handphone ada lagi semacam runtuhan bangunan jatuh duluan kasian juga," bebernya. (Lihat juga: BNPB Umumkan Status Tanggap Darurat Gempa Sulbar )
Sesampainya di koridor RS, tenaga kesehatan segera mengevakuasi seluruh pasien ke tempat yang aman."Alhamdulillah tidak adaji dibilang runtuhan parah sekali, cuma sedikitji bagian dalam dan tidak ada korban. Saya berada di pengungsian depan masjid RS," katanya.
Pasca gempa hebat itu, Riza beserta pasien lainnya diusulkan untuk kembali ke keluarga masing-masing. "Saya dikasi persetujuan bisa pulang, tapi syarat isolasi mandiri di rumah karena kondisi saya sudahmembaik sisa menunggu hasil swab PCR yang kedua kalinya," pungkasnya.
Penulis: Reza Rivaldy/B