Bertambah, Lima Demonstran Antikudeta Militer Tewas Ditembak
Sebelumnya, sejumlah pabrik milik China di Myanmar diserang dan dirusak.

KABAR.NEWS - Aksi demonstrasi antikudeta militer di Myanmar semakin menambah warga meninggal dunia akibat tertembak. Terbaru, Senin (15/3/2021) bertambah lima orang demonstran tewas ditembak.
Seorang warga Myingyan menyebutkan ada tiga orang tewas tertembus peluru panas. Dari tiga orang tersebut, satu orang meninggal berjenis kelamin wanita. Dikatakannya, penduduk juga harus mengangkat orang-orang yang terluka dari jalan-jalan. Lebih jauh ke selatan di wilayah Magway, seorang saksi mata mengatakan dua pria tewas.
"Salah satu dari mereka ditembak di dadanya dan meninggal. Satu lagi ditembak di kepala," ujarnya seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (15/3/2021).
Kekerasan baru ini terjadi setelah Myanmar menyaksikan sedikitnya 44 orang tewas dalam aksi-aksi demonstrasi antikudeta pada hari Minggu (14/3/2021), menjadikannya sebagai hari paling mematikan sejak kudeta militer 1 Februari.
Dilaporkan bahwa pasukan keamanan melepaskan tembakan di sebuah kawasan di kota terbesar, Yangon, ke arah demonstran yang menggunakan tongkat dan pisau. Pihak militer mengumumkan keadaan darurat di kawasan tersebut setelah pabrik-pabrik China diserang.
Para demonstran meyakini China telah mendukung militer Myanmar. Beijing mengatakan orang-orang bersenjatakan tongkat besi, kapak, dan bensin telah membakar dan merusak 10 perusahaan asal China - kebanyakan pabrik pakaian atau gudang - di Yangon. Sebuah Hotel China juga menjadi target penyerangan.
Kedutaan China mendesak Myanmar untuk mengambil tindakan efektif lebih lanjut untuk menghentikan semua tindak kekerasan. Selain itu, menghukum para pelakunya sesuai dengan hukum, dan menjamin keselamatan jiwa, dan perusahaan-perusahaan asal China termasuk personelnya di Myanmar.
Gelombang unjuk rasa tak berkesudahan telah terjadi sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari lalu. Junta militer telah menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, yang menjadi ketua Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). NLD memenangkan pemilu tahun lalu, tapi militer menuduh adanya kecurangan.