Beda Pendapat Dinkes & Satpol PP Soal Tingginya Kasus Corona di Jeneponto

- Pelanggar prokes dianggap menurun

Beda Pendapat Dinkes & Satpol PP Soal Tingginya Kasus Corona di Jeneponto
Ilustrasi Virus Corona. (KABAR.NEWS/Arya Wicaksana)






KABAR.NEWS, Jeneponto - Satpol PP Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, mengklaim terjadi penurunan pelanggar protokol kesehatan pencegahan Virus Corona atau Covid-19


"Di tahun 2021, allhamdulillah sebagian masyarakat sudah banyak memahami tentang penggunaan virus corona ini," ujar Kepala Satpol PP dan Damkar Jeneponto, M Nasuhan, kepada KABAR.NEWS, Sabtu, (16/1/2021).


Nasuhan mengatakan, masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya penggunaan masker. Hal ini, sebut dia, didasari saat melakukan operasi yustisi. 


"Saat melihat Satpol-PP mereka langsung pakai masker, itu salah satu kebanggaan saya sendiri bahwa masyarakat itu begitu lihat Satpol-PP langsung pakai masker," jelasnya.


Namun, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Jeneponto, Suryanigrat mengatakan, laju penularan Covid-19 saat ini mengalami peningkatan. Per-tanggal 16 Januari 2021, kasus positif di Butta Turate mengalami penambahan sebanyak 28 orang.


"Hari ini bertambah 28 kasus baru, sehingga total keseluruhan 1.179 kasus," ungkapnya.


Dia menyebut, meningkatnya kasus ini karena banyak masyarakat yang tak mematuhi protokol kesehatan. "Karena kita terus melakukan agresivitas testing, selain itu masyarakat juga semakin kendor dalam mematuhi protokol kesehatan," kata Suryaningrat.


Olehnya itu, dia berharap kepada masyarakat untuk tidak ke luar rumah jika tidak mempunyai kebutuhan yang mendesak. Sebab, kasus Corona makin bertambah. 


"Kami juga berharap kepada masyarakat, jika tidak ada kebutuhan yang mendesak sebaiknya di rumah saja, karena kasus konfirmasi positif covid-19 semakin hari semakin bertambah," tukasnya. 


Ditanya terkait klaim Kasatpol-PP bahwa kesadaran warga akan protokol kesehatan kian meningkat, ia menegaskan bahwa indikator peningkatan tersebut diukur dari segi mananya.


Kata dia, jika hanya berpatokan terhadap operasi yustisi, itu belum bisa dipastikan adanya peningkatan kesadaran warga.


"Operasi yustisi bisa diukur dilihat dari jumlah pelanggar protokol kesehatan, misalnya jika minggul lalu terdapat 1.000 pelanggaran protokol kesehatan dan minggu ini sisa 500 pelanggaran, maka bisa kita simpulkan tingkat kesadaran masyarakat sudah mulai meningkat," tegasnya. 


Faktanya, kata dia adalah masih banyak warga yang ditemukan tidak memakai masker di jalan hingga di pasar. Perbandingannya, lebih banyak warga tidak memakai masker ketimbang orang yang memakai masker di tempat-tempat umum.


"Kalau saya hanya mengukur dari pandangan kasar mata saja ketika saya berada di jalan dan di pasar, orang yang tidak menggunakan masker lebih banyak dibandingkan orang yang pake masker," paparnya. 


"Kalau saya melihat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan semakin menurun. Pandangan pribadi," tandas Suryaningrat. 


Penulis: Akbar Razak/A