Bappeda Sulsel: Masalah Stunting di Desa Jauh Lebih Kompleks Dibandingkan di Kota

Menurutnya kasus stunting di desa sebabnya lebih kompleks.

Bappeda Sulsel: Masalah Stunting di Desa Jauh Lebih Kompleks Dibandingkan di Kota
Kapala Bidang Pembangunan dan Sumber Daya Manusia (Bappeda) Sulsel, dr Andy .ist






KABAR.NEWS,Jeneponto--Kapala Bidang Pembangunan dan Sumber Daya Manusia (Bappeda) Sulsel, dr Andy mengungkapkan adanya perbedaan masalah stunting di desa dan di daerah perkotaan. Menurutnya kasus stunting di desa sebabnya lebih kompleks.

Pernyataan itu disampaikan dr Andy saat menjadi pembicara dalam kegiatan rapat koordinasi, konvergensi lintas sektor dan lintas program pelaksanaan penurunan stunting di Aula Kallabirang, Rujab Bupati, Jalan Kenangan, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Selasa, (26/1/2021).

Menurutnya masalah stanting di kota lebih disebabkan oleh pola asuh yang salah oleh orang tua,dimana anak-anak mereka diserahkan kepada pengasuh untuk dirawat. Sementara tidak banyak pengasuh anak yang mengerti tentang pemenuhan gizi yang layak untuk anak.

"Kalau di desa beda lagi, penyebab stunting di desa biasanya lebih konpleks ada banyak faktor penyebab diantaranya kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi, kebersihan lingkungan, pendidikan dan keberadaan sanitasi yang baik," jelasnya dalam materi. 

Ia mengatakan perlu pemberdayaan KPM (kader pembangunan manusia) yang ada di desa sebagai ujung tombak pencegahan stunting di desa-desa. Ia juga mengajak tiap kelurahan membuat KPM. "Mungkin ke depan disetiap kelurahan ada anggaran khusus pencegahan stunting disetiap kelurahan, kalau perlu secepatnya diperadakan SK KPM di setiap kelurahan," terangnya. 

Ketua Penggerak PKK Kabupaten Jeneponto, Hamsiah Iksan mengajak kepada seluruh peserta agar materi yang disampaikan oleh kedua narasumber mampu diinplemenyasikan dalam bentuk aksi pencegahan di masyarakat 

"Saya berharap kegiatan ini tidak hanya sebatas seremonial saja, begitu keluar pintu gedung semuanya hilang, tapi kegiatan ini terkhusus materi yang disampaikan kedua narasumber bisa diinplemenyasikan pada ruang-ruang masyarakat," tutupnya. 

Penulis :Akbar Rasak/B