Amir Uskara Bicara Dinamika Ekonomi Global di Seminar Nasional BEM Unhas
- Bertema Indonesia Menuju 3 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia

KABAR.NEWS, Makassar - Wakil Ketua Komisi 11 DPR RI, Amir Uskara, didapuk menjadi pembicara utama dalam seminar nasional yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hasanuddin atau Unhas.
Seminar nasional bertema "Indonesia Menuju 3 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia" digelar di Auditorium Fakultas Kedokteran Unhas, Tamalanrea, Makassar, Jumat (10/6/2022).
Dipanel dengan sejumlah pemateri, Amir Uskara yang juga Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memaparkan kondisi perekonomian Indonesia saat pandemi Covid-19 dan post-pandemi.
Menurut Amir Uskara, perekonomian Indonesia sebelum pandemi berada pada posisi middle income trap dengan pendapatan per tahun mencapai lebih 4 ribu dollar Amerika Serikat (AS) per tahun.
"Namun setelah pandemi, kita berada pada posisi lowwer income trap dengan pendapatan 3.700 USD per kapita pertahun," ujar Amir Uskara di hadapan mahasiswa Unhas dikutip dari YouTube Maros TV.
Dia menyebutkan, pemulihan ekonomi di masa pandemi memang sulit. Negara, kata Amir, harus membelanjakan duit Rp1.600 triliun untuk memerangi virus mematikan ini dan menumbuhkan kembali perekonomian.
Pengeluaran sebesar itu menurut Amir Uskara, cukup efektif. Dia menyebutkan, di sektor lapangan kerja, ada 7,5 juta orang yang terdampak pandemi bisa kembali bekerja. Statistik juga mencatat angka pengangguran pasca pagebluk juga bertambah. Belum lagi penerimaan negara melalui pajak terus digenjot.
"Rasio pajak saat pandemi 8,2 persen, di 2021 sudah bisa ditarik 9,3 persen dan dua hari lalu, DPR dan Menteri Keuangan kita sepakat untuk kebijakan ekonomi makro tax ratio naik 9,5 sampai 10 persen untuk 2023," beber peraih gelar doktor Ilmu Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung ini.
Maksimalkan Produk dalam Negeri saat Ekonomi Global Tak Menentu
Berkaitan dengan tema seminar nasional ini, Amir Uskara menjelaskan bahwa kondisi reel ekonomi global saat sangat tidak menentu. Peperangan antara Rusia - Ukraina cukup mempengaruhi dinamika ekonomi-politik dunia hari ini.
Selain itu, lanjut Amir, Amerika Serikat (AS) saat ini menghadapi inflasi yang sudah mencapai 7 persen. Sepengetahuan politisi asal Gowa ini, dan dalam waktu dekat Amerika akan menaikan suku bunga yang bisa berdampak sangat tinggi terhadap Indonesia.
"Kalau Amerika menaikkan suku bunga, pasti dampaknya akan sangat tinggi indonesia. Karena uang - uang dollar yang beredar di negara berkembang, akan kembali masuk ke Amerika dan itu bisa memicu inflasi dan bisa menjadi peningkatan kurs rupiah dan pada akhirnya berdampak terhadap daya beli masyarakat," beber Amir.
Menurut Amir Uskara, Indonesia saat ini belum bisa masuk dalam tiga besar kekuatan ekonomi dunia. Hal itu sesuai dengan analisa Bappenas dengan memerhatikan sejumlah indikator. Indonesia kata Amir, baru bisa masuk dalam jajaran negara maju pada tahun 2045.
Untuk mencapai kemajuan ekonomi tahun 2045, Amir menekankan pemerintah harus bisa mengelola dengan baik dan memaksimalkan sumber ekonomi dan sumber daya alam. Termasuk tidak bergantung dengan produk luar negeri atau Impor.
Amir berpendapat, jika Indonesiabisa memanfaatkan 50 persen saja produk dalam negeri untuk kebutuhan masyarakat, maka dia memprediksi neraca perdagangan bisa surplus setiap tahun.
"Tapi kondisinya, 70 sampai 80 persen kebutuhan dalam negeri kita dipasok dari luar negeri. Makanya kita desak pemerintah untuk membenahi ini. Pemerintah pusat sudah mewajibkan uang APBN maupun APBD minimal 40 persen untuk membeli produk dalam negeri. Saya kira ini terobosan yang bagus," tandas Amir Uskara.
Seminar Nasional BEM Unhas juga mendapuk sejumlah pemateri, di antaranya, Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif, Kepala Dinas Perikanan Sulsel Sulkas S Latief dan Kepala Bappeda Makassar Helmi Budiman.