Alasan BAIM HAM Berhenti Dampingi Honorer Korban Pelecehan di Barru
Mereka melaporkan Kepala Dishub Barru

KABAR.NEWS, Barru - Badan Advokasi Investigasi Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (BAIN HAM RI) DPD Parepare - Barru, Sulawesi Selatan, menarik diri dari pendampingan 4 tenaga honorer pelapor kasus pelecehan seksual diduga oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Barru, Anshar Thahir.
Sekertaris Umum DPD BAIN HAM RI Parepare, Anton Malolo mengatakan, mereka mundur karena adanya kejanggalan yang timnya temukan dari keterangan 4 honorer yang mengaku sebagai korban.
"Yang mengaku korban ini memberikan keterangan selalu berubah-ubah. Dari keterangan korban juga, kami menduga kalau masalah ini tidak subtansi dan arahnya ke masalah jabatan. Indikasinya lebih pada politis dan dipaksakan, sehingga kami sebagai pendamping mereka menarik diri," kata Anton di Barru, Jumat (30/4/2021).
Ketua DPD BAIM HAM Parepare-Barru, Darussalam juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, masalah tersebut tidak subtansial mengarah pada dugaan tindak pidana pelecehan seksual.
"Kenapa waktu mereka merasa mendapat perlakuan dugaan pelecehan tidak langsung melapor ke Polisi, justru laporanya ke Sekda, itu yang kami nilai janggal. Bahkan salah satu dari mereka mengaku hanya ingin oknum Kadis tersebut dicopot atau di pecat," kata Darussalam.
Sementara itu, Arni Yonathan yang menjabat Direktur PBH BAIN HAM RI mengungkap alasan pihaknya menarik diri mengawal kasus tersebut. Dia menjelaskan keterangan para korban tidak konsisten.
"Keterangan saksi pelapor ini kami anggap ngelantur, dan tidak fokus pada pelecehan yang di alami, namun lebih pada bagaimana oknum Kadis yang dia lapor itu segera dicopot. Kami sebagai pendamping memiliki pemahaman kalau ini seolah ada indikasi kuat bukan masalah pelecehan tapi tujuannya lain. Makanya kami menarik diri," tandas Arni.
Diberitakan sejumlah media, Kepala Dinas Perhubungan Barru Anshar Thahir dilaporkan sejumlah tenaga honorer perempuan ke polisi karena diduga melakukan pelecehan seksual. Beberapa honorer bahkan takut berkantor karena trauma bagian tubuhnya diduga kerap disentuh sang kadis.
Penulis: Arsyad/B