128 Warga Meninggal, BNPB: 2 Wilayah di NTT Mengalami Kerusakan Terparah
BNPB mengungkapkan Bupati Lembata, NTT telah merencanakan mengungsikan warga di lereng Gunung Lewotolok.

KABAR.NEWS, Jakarta - Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi perhatian pemerintah pusat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada dua wilayah mengalami kerusakan terparah akibat banjir bandang dan tanah longsor.
Kepala BNPB, Doni Monardo mengatakan dua wilayah mengalami kerusakan terparah yakni Pulau Adonara, Flores Timur dan Kabupaten Lembata. Ia mengaku untuk dua wilayah tersebut masih banyak warga dilaporkan hilang dan hingga saat ini masih belum ditemukan.
"Saat ini setidaknya 500 unit rumah di Pulau Adonara dan Kabupaten Alor mengalami rusak berat. Sementara di Kabupaten Lembata, terdata ada 300 unit rumah mengalami kerusakan," ujarnya saat jumpa pers virtual, Selasa (6/4/2021).
Doni mengaku Bupati Lembata, Eliaser Yentji telah melaporkan jumlah kerusakan akibat bencana tersebut. Berdasarkan data dari Bupati Lembata, ada 224 unit mengalami rusak berat, 15 rusak sedang, dan rusak ringan 75 unit.
"Khusus Lembata, 2 desa terdampak paling besar berada di kaki Gunung Ile Lewotolok. Pemerintah daerah sudah merencanakan untuk merelokasi warga di sana, namun karena adanya badai siklon ini akhirnya terdampak paling banyak," papar Doni.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan ada 128 warga ditemukan meninggal dunia akibar banjir bandang dan longsor akibat Sinklon Tropis Seroja. Raditya merinci jumlah korban meninggal di Kabupaten Lembata sebanyak 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12.
"Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21," ujarnya melalui keterangan tertulisnya.